Uniqlo hingga McDonalds Putuskan Tetap Beroperasi di Rusia, Kritik di Media Sosial Berdatangan
Uniqlo hingga McDonalds memutuskan untuk tetap beroperasi walaupun banyak perusahaan angkat kaki. Kritik pun berdatangan terkait keputusan ini.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan beberapa perusahaan multinasional dari berbagai sektor memilih untuk angkat kaki dari Rusia.
Antara lain adalah Apple yang menyetop penjualan seluruh produknya di Rusia mulai awal Maret 2022.
Kemudian adapula aplikasi live streaming, Netflix yang telah menghentikan layanan gratis kepada kanal media di Rusia sejak 28 Februari 2022.
Lalu perusahaan apparel olahraga yang didirikan oleh Phil Knight, NIke juga menghentikan penjualan di Rusia dan merekomendasikan kepada konsumennya untuk pergi ke toko offline terdekat apabila ingin membeli.
Namun beberapa contoh perusahaan yang lebih memilih angkat kaki dari Rusia tersebut tidak membuat Uniqlo, McDonalds, dan Pepsi mengikutinya.
Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata untuk Beri Kesempatan Evakuasi Warga Sipil
Baca juga: Google: Hacker Rusia dan China Lakukan Spionase dan Kampanye Phising di Ukraina
Dikutip dari CBS, perusahaan fast fashion yaitu Uniqlo tetap membuka 50 toko retailnya yang tersebar di Rusia.
Menurut CEO Uniqlo, Tadashi Yanai, warga Rusia tetap harus disediakan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti contohnya pakaian.
“Pakaian adalah kebutuhan hidup. Warga Rusia memiliki hak untuk hidup juga,” kata Tadashi.
Namun keputusan yang diambil oleh Uniqlo menimbulkan kritik khususnya di media sosial Twitter.
Bahkan memunculkan ajakan untuk melakukan aksi boikot terhadap perusahaan pakaian asal Jepang tersebut.
Sebagai informasi, Uniqlo adalah perusahaan retailer pakaian terbesar keempat di dunia di mana memiliki 1.500 gerai secara global.
“Saatnya untuk melakukan boikot terhadap Uniqlo. Sangat menyedihkan membaca pengumuman dari mereka untuk tetap bertahan di Rusia,” ujar @troses__ di media sosial, Twitter.
“Untuk sekarang, aku tidak akan membeli pakaian dari Uniqlo hingga kamu (Uniqlo) mengubah arah jalanmu terkait invasi Rusia,” ujar salah satu pengguna Twitter asal Taiwan.
Sementara diwaktu yang sama, Uniqlo mengatakan akan mendonasikan 10 juta dolar AS ke United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang mana digunakan untuk penanganan pengungsi Ukraina.
Bantuan tersebut, secara teknis, akan membantu terkait pengadaan tempat tinggal sementara untuk pengungsi, dukungan psikologis, dan layanan lainnya.
Ditambah, Uniqlo juga menyatakan akan mendonasikan 100 ribu pakaian termasuk selimut hingga masker untuk pengungsi.
McDonald hingga PepsiCo Masih Beroperasi
Tak hanya Uniqlo yang masih beroperasi di Rusia, perusahaan makanan cepat saji yaitu McDonalds juga bertahan.
Sebelumnya, McDonalds didesak untuk mencegah ditutupnya 847 restoran yang berada di Rusia oleh mayoritas investor yaitu pemilik dari dana pensiun di New York, AS.
Dana pensiun yang dikelola oleh McDonalds hingga akhir tahun 2021 sendiri mencapai 280 miliar dolar AS.
“Menghentikan atau mengakhiri bisnis McDonalds di Rusia akan berdampak kepada risiko investasi yang bermacam-macam dengan pasar Rusia.”
Selain itu berperang penting dengan mengutuk apa yang dilakukan Rusia adalah sangat penting sehingga dapat memperkuat dan menyehatkan ekonomi global,” kata pengawas negara dari AS, Thomas DiNapoli melalui surat yang dilayangkan kepada CEO McDonald, Christoper Kempczinski.
Sementara, berdasarkan laporan investasinya, 84 persen restoran McDonalds di Rusia dimiliki oleh perusahaan yang beroperasi di Chicago AS dengan sisanya berasal dari perusahaan di Rusia.
Dewan Pengawas di New York telah mendesak juga perusahaan makanan ringan dan minuman bersoda, Pepsi serta delapan perusahaan lainnya untuk menghentikan operasinya di Rusia.
Namun desakan yang dilayangkan melalui email tersebut belum direspon oleh perusahaan yang bersangkutan.
“Perusahaan seperti McDonalds dan PepsiCo di mana memiliki cabang yang banyak di Rusia, diharapkan berpikir apakah melakukan bisnis di Rusia sangatlah penting.”
“Hal tersebut dikarenakan Rusia masih dalam keadaan yang sangat naik turun,” kata DiNapoli.
“Kita juga mendorong perusahaan yang kita berikan investasi untuk melakukan analisis risiko dan mempertimbangkan keputusan terbaik untuk perusahaan mereka dan para pemegang saham,” imbuhnya.
Keputusan untuk bertahan di Rusia ini pun membuat McDonalds dan Pepsi juga dikritik melalui media sosial Twitter seperti yang dialami Uniqlo.
“Aku tidak suka ini (merujuk pada slogan McDonald). @McDonalds tetap beroperasi secara normal di Rusia yang mana berarti perusahaan dan pajak penjualan yang dibayarkan SECARA LANGSUNG mendukung perang berdarah dan ilegal yang dilakukan oleh Putin di Ukraina. #BoycottMcDonalds,” tulis @incunabula.
Sebagai informasi, perusahaan makanan dan minuman yang masih beroperasi di Rusia tidak hanya McDonald dan PepsiCo.
Namun adapula Burger King, Coca-Cola, Starbucks, dan KFC.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina