Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Rusia Sebut Pemimpin Barat Menggaungkan Isu Perang Nuklir

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov tidak yakin bahwa konflik Ukraina akan berubah menjadi perang nuklir.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Menlu Rusia Sebut Pemimpin Barat Menggaungkan Isu Perang Nuklir
AFP/-
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov tidak yakin bahwa konflik Ukraina akan berubah menjadi perang nuklir.

Saat ini, ekonomi Rusia dilanda krisis terparah sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991, setelah Barat menjatuhkan sanksi besar-besaran.

Ditanya soal kemungkinan perang nuklir, Menlu Rusia Lavrov tidak yakin akan terjadi meski ada kebuntuan dengan pihak Barat.

"Saya tidak ingin mempercayainya, dan saya tidak mempercayainya," ujar Lavrov kepada pers saat melakukan kunjungan ke Turki, Kamis (10/3/2022), dilaporkan Reuters

Menlu yang menjabat sejak 2004 ini justru menyebut wacana perang nuklir ini digaungkan Barat.

Baca juga: Dubes Rusia: Nuklir Tidak untuk Mengancam Siapapun Tapi Buat Mempertahankan Diri

Baca juga: Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina

Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/-)

"Tentu saja itu membuat kita khawatir ketika Barat, seperti Freud, terus kembali dan kembali ke topik ini," kata Lavrov setelah pembicaraan di Antalya dengan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba.

Rusia dan Amerika Serikat memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar setelah Perang Dingin yang membagi dunia selama sebagian besar abad ke-20.

Berita Rekomendasi

Perang Dingin secara tidak langsung mengadu dua kekuatan besar dunia, yakni Barat dan Uni Soviet serta sekutunya.

Pada 27 Februari, Putin menyiagakan pasukan nuklirnya setelah dijatuhi sanksi dari Barat dan sebagai balasan pernyataan agresif NATO.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya meluncurkan invasi yang ia sebut 'operasi militer khusus' ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Misi ini dipicu keamanan Rusia terancam oleh AS yang memperluas keanggotaan NATO hingga perbatasan Rusia.

Kini Barat menjatuhkan sejumlah sanksi yang melumpuhkan Moskow sebagai buntut dari invasinya.

Menghadapi kondisi ini, Lavrov menegaskan bahwa Moskow berpaling dari Barat dan akan mengatasi konsekuensi ekonomi.

Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/-)

"Kami akan keluar dari krisis ini dengan psikologi dan hati nurani yang direvitalisasi: Kami tidak akan memiliki ilusi bahwa Barat dapat menjadi mitra yang dapat diandalkan," kata Lavrov.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas