Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Ramzan Kadyrov dari Chechnya yang Pernah 'Berkhianat', Ini Perannya dalam Perang Rusia-Ukraina

Sosok Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov yang pernah 'berkhianat' dan melanggar HAM, berikut perannya dalam perang Rusia-Ukraina.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
zoom-in Sosok Ramzan Kadyrov dari Chechnya yang Pernah 'Berkhianat', Ini Perannya dalam Perang Rusia-Ukraina
AFP/ALEXEY NIKOLSKY
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov - Sosok Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov yang pernah 'berkhianat' dan melanggar HAM, berikut perannya dalam perang Rusia-Ukraina. 

Dia dituduh memerintahkan penyiksaan dan pembunuhan di luar proses hukum.

Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov (tengah) mengenakan pakaian nasional berjalan untuk ambil bagian dalam liburan Hari Bahasa Chechnya di ibukota Chechnya, Grozny, (28 April 2012.). (AFP/STR)
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov (tengah) mengenakan pakaian nasional berjalan untuk ambil bagian dalam liburan Hari Bahasa Chechnya di ibukota Chechnya, Grozny, (28 April 2012.). (AFP/STR) (AFP/STR)

Serangkaian pembunuhan jurnalis Rusia dan aktivis hak asasi manusia telah dikaitkan dengan Chechnya, termasuk pembunuhan Anna Politkovskaya pada 2006 dan Nataliya Estemirova pada 2009, di mana kedua orang itu sebelumnya mengkritik Kadyrov.

Sejumlah kritikus Chechnya yang mencari suaka di luar negeri juga telah diserang dan beberapa terbunuh.

Di antaranya termasuk Sulim Yamadayev, mantan komandan militer Chechnya, dan mantan pengawal Kadyrov Umar Israilov.

Pada 2017, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada presiden Chechnya atas catatan pelanggaran hak asasi manusia.

Departemen Keuangan juga mengaitkannya dengan pembunuhan tahun 2015 atas Boris Nemtsov, seorang pemimpin oposisi terkemuka dan kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin.

Penindasan berat Kadyrov di Chechnya telah menarik sedikit reaksi dari Moskow.

Berita Rekomendasi

Menurut jurnalis dan komentator politik Rusia Konstantin von Eggert, ini karena pengaturan politik yang dibuat Putin dengan Kadyrov.

"Rusia tidak memenangkan dua perang Chechnya. Rusia dikalahkan," kata Eggert seperti dikutip Al Jazeera.

"Ada pemahaman tidak resmi bahwa Rusia akan membiayai Chechnya dan akan meninggalkan Chechnya untuk mengelola urusannya sendiri dengan imbalan perdamaian."

Selama 15 tahun masa jabatannya sebagai presiden Chechnya, Kadyrov telah menampilkan dirinya sebagai penjamin perdamaian, menindak separatis dan meluncurkan operasi anti-terorisme.

Baca juga: Ratusan Prajuritnya Tewas dalam Invasi Rusia ke Ukraina, Pasukan Chechnya Dilaporkan Pulang

Baca juga: NATO Sebut Putin Meremehkan Kekuatan Ukraina: Dia Telah Membuat Kesalahan Besar

Dia juga secara teratur menunjukkan pengabdiannya kepada Putin dalam retorika dan aktivitas politiknya.

"Peran Kadyrov sejak dia menjadi presiden adalah untuk menunjukkan kesetiaan kepada Putin dan untuk menjadi boogeyman, ancaman terus-menerus bagi musuh-musuh Putin," kata Eggert.

Sebagai imbalannya, Republik Chechnya telah menikmati subsidi yang signifikan dari pemerintah federal Rusia, mencapai 87 persen dari anggarannya, yang belum dikurangi bahkan ketika langkah-langkah penghematan diberlakukan di masa lalu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas