Cerita WNI di Ukraina yang Tetap Menjalankan Ibadah Puasa di Tengah Perang
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) masih bertahan di Ukraina di tengah peperangan yang berkecamuk di negara itu.
Editor: Hasanudin Aco
![Cerita WNI di Ukraina yang Tetap Menjalankan Ibadah Puasa di Tengah Perang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/melihat-kota-mariupol-yang-diklaim-rusia-telah-dikuasai_20220414_113340.jpg)
Maysaroh beruntung karena hingga saat ini persediaan pangan di pasar dan supermarket tetap tersedia. Namun, ia selalu waspada, khususnya saat berada di luar rumah.
“Dampak dari perang ini ya ngeri-ngeri sedap gitu ya, karena kalau kita jalan tuh ada militer gitu yang berseragam dengan bawa senjata gitu kan. Yang biasanya kita nggak pernah temuin, tapi di perang ini, kita udah biasa temuin,” katanya.
Baca juga: Rusia Peringatkan Rencana Operasi Palsu Inteijen Ukraina di Odessa
Ramadan di Tengah Konflik
Sudah sekitar 11 tahun lamanya Maysaroh tidak merasakan suasana syahdu bulan Ramadan di Indonesia, karena selalu merantau.
“Jarang sekali saya temukan orang muslim di (Ukraina),” cerita Maysaroh.
Berbeda dengan di tanah air, bulan Ramadan memang hampir selalu ia jalani dengan penuh kesendirian, mengingat mayoritas penduduk Ukraina adalah pemeluk agama Kristen, termasuk keluarga suami Maysaroh yang kerap khawatir melihatnya tidak makan dan minum.
“’Aduh, kasihan banget katanya, enggak makan, enggak minum seharian.’ Eh, bukannya kasihan, malah justru yang dikangeni orang muslim saya bilang,” cerita Maysaroh.
![WNI Rini Ambarwati (kiri) dan Maysaroh (kanan)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wni-rini-ambarwati-kiri-dan-maysaroh-kanan.jpg)
Menjalankan ibadah bulan Ramadan serba sendiri juga dirasakan oleh warga Indonesia, Rini Ambarwati asal Malang, Jawa Timur. Hingga kini, Rini masih tinggal dan bertahan di kota Lviv, Ukraina, bersama suaminya yang adalah warga lokal.
Rini yang sudah menetap di Ukraina sejak tahun 2018 mengaku belum pernah bertemu dengan komunitas muslim di Lviv. Tidak hanya berpuasa sendirian, situasi yang menegangkan di Ukraina membuat Ramadan kali ini terasa lebih berat. Hatinya tidak tenang dan ia merasa seperti ‘ada yang mengganjal.’
“Karena untuk saat ini kita masih belum bisa hidup normal. Belum bisa pergi jauh, maksudnya keluar agak lebih jauh (se)dikit dari rumah itu enggak bisa,” ujar Rini Ambarwati kepada VOA belum lama ini.
Kota Lviv dan Odessa sama-sama memiliki masjid, namun Rini dan Maysaroh lebih sering beribadah di rumah masing-masing.
Namun, keduanya berencana pergi ke masjid untuk mengikuti solat Idul Fitri.
Makanan Halal di Ukraina
Untungnya, di Ukraina Rini dan Maysaroh masih bisa menemukan bahan pangan dan restoran halal. Rini bisa mendapatkan daging halal di supermarket dan makanan halal juga tersedia di banyak restoran di kotanya.