Dibombardir Rusia, Zelensky Klaim Situasi di Kota Pelabuhan Mariupol Masih Brutal
Intensitas tembakan tentara Rusia ke wilayah Kharkiv dan Donbas telah "meningkat secara signifikan.
Penulis: Choirul Arifin
Mereka menyampaikan bahwa Rusia telah menjatuhkan bom berat ke pabrik yang dikuasai Ukraina di kota yang terkepung itu.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pasukan Ukraina dan pejuang asing di dalam pabrik untuk menyerah.
"Semua yang meletakkan senjata dijamin akan tetap hidup," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir dari Reuters.
Kementerian meminta pasukan Ukraina untuk mundur dari pabrik baja antara pukul 14.00 dan 16.00 waktu Moskwa (18.00 WIB dan 20.00 WIB) tanpa kecuali, tanpa senjata, dan tanpa amunisi.
Peringatan Kementerian Pertahanan Rusia ini diketahui datang setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin malam mengumumkan dimulainya serangan baru oleh Moskwa, yang difokuskan di timur negara bekas Soviet itu.
"Kami sekali lagi meminta pihak berwenang Kyiv untuk menunjukkan alasan dan memberikan perintah yang sesuai kepada para pejuang untuk menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
"Tapi, memahami bahwa mereka tidak akan mendapatkan instruksi dan perintah seperti itu dari otoritas Kyiv, kami meminta (para pejuang) untuk secara sukarela mengambil keputusan ini dan meletakkan senjata mereka," tambah Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: Pasukan Ukraina Sergap Konvoi Militer Rusia di Mariupol, Lempar Granat dan Tembaki Kendaraan
Pernyataan itu tidak menyebutkan secara langsung serangan darat baru di Ukraina timur.
Tetapi, memperingatkan bahwa Moskwa memiliki bukti real-time tentang kejahatan baru yang mengerikan yang sedang dipersiapkan oleh rezim Kyiv.
Baca juga: Pasukan Rusia Rebut Kota Pertama dalam Pertempuran di Donbass, 200 Orang Diperkirakan Tewas
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan bahwa pejuang Ukraina yang melawan pasukan Rusia yang maju di pelabuhan Mariupol Laut Azov berada dalam "situasi bencana".
"Angkatan bersenjata Rusia sekali lagi menawarkan batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing kesempatan untuk menghentikan semua aktivitas militer dan meletakkan senjata, mulai siang hari," sebut Kementerian Pertahanan Rusia.