Pasukan Ukraina yang Terkepung di Pabrik Baja: Kami Terluka, Tewas, dan Kami Simpan Mayat Pejuang
Salah satu pembela Ukraina, Svyatoslav Palamar, baru-baru ini mengungkapkan kesaksiannya terkait pabrik baja Azovstal yang terkepung oleh Rusia.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nuryanti
Di sisi lain, menurut seorang pejabat NATO pada awal April, mengatakan hingga 40.000 tentara Rusia terbunuh, terluka, ditangkap hingga hilang.
Baca juga: Dituduh Sebarkan Hoaks, Google Didenda Rusia 11 Juta Rubel
Antara 7.000 dan 15.000 diperkirakan tewas dalam perang di Ukraina sejak invasi diluncurkan pada 24 Februari lalu.
Dikepung di Pabrik Baja di Mariupol, Komandan Ukraina Beri Pesan Video: Ini Bisa Jadi yang Terakhir
Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi.
Di Mariupol, ketegangan terus meningkat.
Tentara Putin mencoba menyerbu sebuah pabrik besi dan baja Azovstal di wilayah tersebut, di mana di lokasi tersebut pasukan terakhir Ukraina dan warga sipil bertahan.
Mereka yang bertahan menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan pertahanan terakhir.
Para martir Mariupol tersebut telah bersumpah untuk berjuang sampai mati dalam pertempuran dengan Rusia.
Lantas beredar sebuah video, 'pesan terakhir' yang diucapkan Mayor Serhiy Volyna, komandan benteng terakhir pasukan Ukraina di sebuah pabrik baja tersebut.
Di tengah kepungan dirinya mengatakan pasukan tidak akan menyerah meskipun ada ledakan tanpa henti oleh pasukan Rusia.
Mayor Volyna bersikeras pasukannya di pabrik itu tidak akan meletakkan senjatanya, meskipun kalah dalam jumlah yakni sepuluh banding satu.
Dalam sebuah video yang mengerikan, dia memperingatkan itu bisa menjadi "pesan terakhir" mereka ketika pasukan Rusia mengepung daerah itu dan melepaskan rentetan tembakan terus-menerus, dikutip dari The Sun.
"Ini adalah seruan kami kepada dunia. Ini bisa menjadi pesan terakhir kami," katanya.
"Kami mungkin menghadapi hari-hari terakhir kami," lanjut dia.
Baca juga: Tentara Rusia Dilaporkan Menjarah Rumah Orang Kaya di Ukraina