Sekjen PBB akan Temui Putin dan Zelensky Minggu Depan untuk Desak Perdamaian Rusia-Ukraina
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan bertemu secara terpisah dengan presiden Rusia dan Ukraina minggu depan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan bertemu secara terpisah dengan presiden Rusia dan Ukraina minggu depan, kata organisasi dunia itu pada Jumat (22/4/2022).
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Guterres akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada hari Selasa.
PBB kemudian mengatakan Guterres akan berangkat pada hari Kamis ke Ukraina untuk menemui Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
Dalam kedua kunjungan tersebut, Guterres ingin membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghentikan pertempuran dan membantu warga sipil tetap aman, kata juru bicara PBB Eri Kaneko.
"Dia (Guterres) berharap untuk segera membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," kata Kaneko seperti dikutip AP News.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-59, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Sebelumnya, pada hari Selasa, Guterres meminta untuk bertemu dengan presiden kedua negara di ibu kota masing-masing.
Guterres telah mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya sejak invasi itu dimulai hampir dua bulan lalu.
Guterres menyebut pertempuran antara Rusia dan Ukraina sebagai momen paling menyedihkan dalam lima tahun masa jabatannya di PBB.
Dia memohon untuk dilakukan jeda selama empat hari dalam pertempuran menjelan liburan Paskah Ortodoks hari Minggu.
"Hentikan pertumpahan darah dan kehancuran. Bukalah jendela untuk dialog dan perdamaian," harapnya.
Baca juga: Akibat Invasi Rusia, Kerugian Ukraina Diprediksi Tembus Hingga 60 Miliar Dolar AS
Guterres mengirim pejabat tinggi kemanusiaan PBB ke Moskow dan Kyiv awal bulan ini untuk menjajaki kemungkinan gencatan senjata.
Tetapi sekretaris jenderal telah menghadapi pertanyaan tentang apakah dia sendiri harus melakukan perjalanan untuk mendesak perdamaian.
Dalam sebuah surat baru-baru ini, mantan pejabat PBB memintanya untuk meningkatkan keterlibatan pribadi dan publiknya.
Apapun tawaran yang mungkin telah dilakukan secara pribadi, perjalanan yang sekarang direncanakan adalah simbol yang terlihat dari apa yang seharusnya diperjuangkan oleh PBB, yaitu perdamaian dan keamanan, kata mantan kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman.
"Saya tidak berpikir salah satu dari kita seharusnya memiliki harapan yang berlebihan tentang apa yang akan dapat dicapai oleh sekretaris jenderal, tetapi dia memiliki kekuatan moral yang signifikan," katanya melalui telepon.
"Sangat penting bahwa sekretaris jenderal melakukan percakapan ini."
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)