Zelensky Sebut Rusia Negara Teroris, Buntut Serangan Rudal di Odesa yang Tewaskan Bayi 3 Bulan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan rudal pasukan Rusia di Odesa, yang menewaskan 18 orang, termasuk bayi 3 bulan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis (21/4/2022), Presiden Rusia memerintahkan Menteri Pertahanannya, Sergei Shoigu, untuk hanya memblokade pabrik itu dan bukan menyerbunya.
"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa melewatinya," kata Putin.
Ia juga memuji kerja Shoigu atas apa yang dia sebut sebagai operasi yang sukses untuk "membebaskan" kota.
"Tidak perlu masuk ke katakombe dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri itu," kata Putin.
Namun, orang-orang Ukraina di lapangan menolak deklarasi kemenangan Putin.
Seorang tentara mengatakan kepada BBC, bahwa selama mereka masih di sana, Mariupol tetap di bawah kendali Ukraina.
Baca juga: Zelenskyy: Pembebasan Ukraina dari Rusia adalah Satu-satunya Cara Hentikan Krisis Pangan
Baca juga: 29 Tokoh Kena Imbasnya, Wapres AS Kamala Harris hingga Mark Zuckerberg Dilarang Masuk Rusia
Para pejabat Barat menyebut keputusan pemimpin Rusia untuk memblokade pabrik baja adalah untuk mengamankan pasukan Rusia untuk kemudian berperang di tempat lain di Ukraina timur.
"Serangan darat yang dilakukan dalam skala penuh oleh Rusia di pabrik kemungkinan akan menimbulkan jumlah korban tentara Rusia yang signifikan, hal itu semakin mengurangi efektivitas tempur mereka secara keseluruhan," kata Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) dalam pembaruan intelijen militer terbarunya.
Pemahaman serupa diutarakan oleh pensiunan Laksamana Muda Inggris, Chris Parry.
Ia mengatakan Moskow memilih mengalihkan perhatiannya ke pertempuran yang lebih luas untuk Donbas.
Moskow berupaya merebut wilayah Donbass sambil mengepung pasukan Ukraina dan menyatakan kemenangan besar.
"Agenda Rusia sekarang bukan untuk menangkap tempat-tempat yang sangat sulit ini di mana Ukraina dapat bertahan di pusat-pusat kota," jelasnya.
Terlepas dari keuntungan Rusia di wilayah timur Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kemajuan Moskow hanya akan bersifat sementara.
Dalam pesan video hariannya kepada bangsa, Zelensky mengatakan "penjajah terus melakukan segalanya untuk memiliki alasan untuk membicarakan setidaknya beberapa kemenangan".