Ukraina akan Jatuhkan Hukuman 15 Tahun Penjara bagi Pengkhianat Negara
Pihak berwenang Ukraina akan menindak siapapun yang membantu Rusia. Pelanggar akan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
“Salah satu tujuan utama kami adalah tidak ada yang menikam angkatan bersenjata kami dari belakang,” kata Roman Dudin, kepala SBU cabang Kharkiv.
Tuduhan Kolaborasi
Tuduhan berkolaborasi dengan musuh membawa resonansi bersejarah yang kuat di Ukraina.
Selama Perang Dunia II, beberapa di kawasan itu menyambut dan bahkan bekerja sama dengan pasukan penyerbu dari Nazi Jerman setelah bertahun-tahun penindasan Stalinis yang mencakup “Holodomor”, kelaparan buatan yang diyakini telah menewaskan lebih dari 3 juta orang Ukraina.
Selama bertahun-tahun kemudian, otoritas Soviet menyebut kerja sama beberapa nasionalis Ukraina dengan Nazi sebagai alasan untuk menjelek-jelekkan para pemimpin Ukraina yang terpilih secara demokratis saat ini.
Pendukung hak asasi manusia mengetahui lusinan penahanan aktivis pro-Rusia di Kyiv saja sejak undang-undang baru disahkan, tetapi berapa banyak yang telah ditargetkan secara nasional tidak jelas, kata Volodymyr Yavorskyy, koordinator di Pusat Kebebasan Sipil, salah satu dari Ukraina kelompok hak asasi manusia terbesar.
Baca juga: 6 Bos di Rusia Dilaporkan Tewas Misterius hingga Bunuh Diri, Terjadi saat Invansi Putin ke Ukraina
Baca juga: Benar-benar Digdaya, Digempur Sanksi Barat, Penjualan Minyak Rusia Justru Tembus Rp 958 Triliun!
“Tidak ada data lengkap tentang (seluruh) negara, karena semuanya diklasifikasikan oleh SBU,” kata Yavorskyy kepada AP.
Di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, para pejabat menuduh kolaborator membantu Rusia memutus aliran listrik, air mengalir, gas, dan komunikasi di sebagian besar kota.
“Sekarang saya mengerti dengan sempurna mengapa Rusia melakukan serangan yang tepat dan terkoordinasi pada objek infrastruktur kritis, tahu tentang semua lokasi dan bahkan kapan bus Ukraina yang mengevakuasi pengungsi seharusnya berangkat,” kata Walikota Vadym Boychenko.
Analis politik mengatakan invasi dan kebrutalan oleh pasukan Rusia terhadap warga sipil telah mematikan banyak simpatisan Moskow.
Namun, banyak pendukung seperti itu tetap ada.
“Propaganda Rusia berakar dalam dan banyak penduduk di timur yang menonton saluran TV Rusia percaya klaim yang tidak masuk akal bahwa Ukraina yang menembaki mereka dan mitos lainnya,” kata Volodymyr Fesenko dari think tank Penta Center.
“Tentu saja, otoritas Ukraina di tenggara takut ditikam dari belakang dan dipaksa untuk memperketat tindakan keamanan.”
(Tribunnews.com/Yurika)