Usai Malam Bergejolak di Azovstal, Komandan Ukraina: Kami Mencoba yang Terbaik untuk Proses Evakuasi
Komandan Ukraina berbicara situasi di Azovstal usai malam bergejolak yang mereka alami.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Usai malam "bergejolak" di pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina, diperkirakan ada sekitar 200 warga sipil, termasuk anak-anak, tersisa di tempat itu.
Hal ini disampaikan Komandan Brigade Operasi ke-12 Garda Nasionao, Denys Shleha.
Ia mengatakan, pasukan Rusia mulai menyerang Azovstal menggunakan segala macam senjata begitu evakuasi warga sipil selesai, Minggu (1/5/2022).
Serangan itu, ujarnya, terjadi pada dini hari, sementara di pagi hari suasana lebih tenang.
"Begitu evakuasi warga sipil selesai kemarin, musuh mulai menggunakan segala macam senjata. Malam itu (terasa) gelisah," kata Shleha, dikutip dari CNN.
Baca juga: Zelensky Beri Peringatan Dunia akan Krisis Pangan, Buntut Rusia Blokade Pelabuhan Laut Hitam
Baca juga: Melawat ke Eropa, PM India Didesak Jauhi Rusia?
"Artileri angkatan laut Rusia menyerang Azovstal dari jam 2 pagi sampai jam 3 pagi. Di pagi hari menjadi lebih tenang."
Tidak jelas apakah sekelompok warga sipil yang terperangkap bisa pergi pada Senin (2/5/2022).
"Saya tidak akan mengatakan apa-apa tentang evakuasi dari Azovstal. Kami mencoba yang terbaik untuk melakukannya, kami memohon untuk itu," imbuh Shleha.
"Kami mohon agar orang-orang dikeluarkan dari Azovstal. Musuh menyerang menggunakan segala macam senjata. Semuanya sangat buruk."
Lebih lanjut, Shleha mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi pasukannya adalah prajurit yang terluka.
Rumah sakit lapangan mereka telah dibom beberapa hari yang lalu.
"Saat ini ada sekitar 500 dari mereka di Azovstal. Luka mereka punya tingkat keparahan yang berbeda-beda. Ini adalah masalah terbesar yang perlu diselesaikan," bebernya.
Shleha juga berbicara tentang perlunya mengeluarkan pejuang yang tersisa dari pabrik.
"Setelah evakuasi warga sipil dan yang terluka, perlu untuk menyelesaikan masalah dengan garnisun. Orang-orang kami melakukan segala yang mungkin dan tidak mungkin untuk keadaan dunia selama 68 hari ini," tandasnya.
Baca juga: Serangan Udara Rusia Hancurkan Landasan Pacu Bandara Utama di Odessa
Baca juga: Zelensky Beri Pesan Menohok ke Militer Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina