Menlu Rusia Sergei Lavrov Tuding Negara Barat Biasa Jadi Maling Aset Asing
AS dan sekutu barat membekukan aset dan bahkan cadangan emas negara-negara seperti Venezuela, Iran, Suriah, dan negara yang tidak mereka sukai.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Dia merujuk pernyataan Borrell bulan lalu. Lavrov menegaskan perang ini akan dimenangkan di medan perang.
Lavrov mengingatkan Borrell agar ia tahu diri posisinya diplomat dan bukan pemimpin militer Uni Eropa.
Barat Jalankan Hukum Rimba
Kecaman keras juga disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko. Ia menyebut ide Borrel pelanggaran hukum total yang akan membahayakan hubungan internasional.
Menyusul dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, negara-negara Barat membekukan sekitar setengah dari cadangan internasional Rusia, sekitar $300 miliar.
Rusia menyerang negara tetangganya menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.
Alexander Grushko kepada Lembaga penyiaran RIA Novosti menyebut penyitaan aset akan menjadi pelanggaran hukum total, penghancuran dasar hubungan internasional.
Menurut pendapat Grushko, keputusan seperti itu, jika diambil, “akan memukul Eropa sendiri, memukul sistem keuangan modern.
Langkah itu juga akan merusak kepercayaan di Eropa dan Barat secara umum. “Ini hukum rimba,” tegas Grushko.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)