Turki, ICRC, dan PBB Fasilitasi Evakuasi Militan Azov dan Tentara Bayaran dari Azovstal
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky juga khawatir tentara bayaran asing yang dilaporkan tetap berada di pabrik akan ditangkap pihak Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Sementara itu, pesawat Angkatan Udara Rusia terus mengebom pabrik Azovstal, tempat sisa-sisa batalion nasionalis Azov bersembunyi.
Turki telah setuju bertindak sebagai perantara dalam negosiasi antara Moskow dan Kiev mengenai evakuasi personel militer dari pabrik Azovstal di Mariupol.
Informasi itu dikemukakan Iryna Vereshchuk pada 13 Mei. Dia juga mengatakan Ukraina telah memberikan mandat evakuasi ke Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan PBB.
“Kami ingin sebuah dokumen ditandatangani: persisnya bagaimana evakuasi dari Azovstal akan dilakukan,” kata Vereshchuk.
Ia menetapkan selain perwira militer, petugas polisi dan penjaga perbatasan tetap akan dipertahankan di kawasan pabrik yang hancur lebur itu.
Rusia Tidak Akan Negosiasikan Status
Pada 12 Mei, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah laporan pihak berwenang Ukraina menyampaikan ultimatum ke Kremlin tentang Azovstal.
Pada 11 Mei, Ketua DPR Denis Pushylin mengatakan tidak ada warga sipil yang tersisa di pabrik Azovstal di Mariupol.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya telah mengumumkan evakuasi warga sipil telah selesai, setelah sebelumnya Rusia menawarkan agar semua yang bersenjata di Azovstal menyerah.
Semua orang yang meletakkan senjata dijamin kelangsungan hidupnya. Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, Kiev akan menembak prajurit Ukraina yang berusaha menyerah.
Pada 28 April, setelah pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, perencanaan operasi mengevakuasi warga sipil dari pabrik Azovstal di Mariupol telah dimulai.
Setelah itu, pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan Kiev siap untuk negosiasi segera tentang evakuasi orang-orang dari Azovstal.
Pada saat yang sama, Dmitry Peskov menegaskan kata-kata Putin, warga sipil dapat pergi dan pergi ke mana saja. Jadi menurut Peskov, isu itu bukan topik untuk dinegosiasikan.
Pada 21 April, Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan penyerbuan pabrik Azovstal, menyebutnya tidak perlu.
Kepala negara juga membenarkan penyerbuan yang tidak perlu dengan kebutuhan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan prajurit Rusia.(Tribunnews.com/Southfront/xna)