Intelijen Inggris: Korban Tewas Rusia Sama saat Konflik Afghanistan, hingga Faktor Uni Soviet Runtuh
Uni Soviet kehilangan sedikitnya 15.000 tentara dalam konflik Afghanistan yang mencoba menopang pemerintahan komunis.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Inggris (MOD) mengatakan soal kemungkinan jumlah korban tewas Rusia selama perang di Ukraina.
Hasil penyelidikan intelijennya, disebutkan bahwa dalam tiga bulan pertama Rusia kemungkinan mengalami korban tewas yang serupa dengan yang dialami Uni Soviet selama perang sembilan tahun di Afghanistan.
Tingkat korban yang tinggi terlihat dalam serangannya ke Donbas.
Dijelaskan lewat kombinasi taktik tingkat rendah yang buruk, perlindungan udara yang terbatas, kurangnya fleksibilitas dan faktor lainnya.
MOD memperkirakan korban-korban itu terus meningkat.
Baca juga: Rusia Cekal Hampir 1.000 Orang AS Masuk Wilayahnya, Ini Alasan Putin Cekal Aktor Morgan Freeman
Dikutip Tribunnews dari BBC, MOD menyebut: "Ketidakpuasan publik terhadap perang yang dilakukan Rusia dan kesediaan publik untuk menyuarakannya mungkin akan tumbuh".
Ini adalah referensi yang runcing, ujar MOD dalam laporannya.
Uni Soviet kehilangan sedikitnya 15.000 tentara dalam konflik Afghanistan yang mencoba menopang pemerintahan komunis.
Perang menjadi jalan buntu berdarah, dan dipandang sebagai faktor runtuhnya Uni Soviet.
Intelijen Inggris: Budaya Menutup-nutupi dan Mengambinghitamkan Mungkin Lazim di Militer Rusia
Sebelumnya, Rusia disebut telah melakukan pemecatan terhadap komandan seniornya yang dianggap berkinerja buruk selama tahap awal invasi Ukraina.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh intelijen Kementerian Pertahanan Inggris (MOD), pada Kamis (19/5/2022).
MOD menyebut Letnan Jenderal Serhiy Kisel misalnya, yang memimpin Pasukan Tank Pengawal 1 elit, telah diskors karena kegagalannya di Kharkiv
Kata MOD dalam cuitannya di Twitter.