Kepala Intel Ukraina Sebut Putin Lolos dari Upaya Pembunuhan: Dia Diserang Perwakilan Kaukasus
Kepala intelijen Ukraina menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin lolos dari upaya pembunuhan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Bahkan Dearlove yang merupakan “C” di MI6 hingga 2004 mengatakan Putin bakal lengser karena dimasukkan ke sanatorium.
Isu mengenai kesehatan Putin terus berkembang setelah Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina.
Putin sempat dikabarkan mengalami Parkinson, dan juga kanker, setelah laporan mengenai ahli kanker dan sejumlah dokter sering bertemu dengan Putin.
Baca juga: Oposisi Rusia Sarankan Amerika Cs Beri Sanksi Tambahan untuk Orang-orang Dekat Vladimir Putin
Apalagi, laporan menyebutkan bahwa penyerangan Rusia ke Ukraina diharapkan Putin sebagai bentuk warisannya untuk negara pecahan Uni Sovyet tersebut.
Tetapi, Dearlove menegaskan bahwa waktu Putin memimpin Rusia sudah tak lama lagi.
“Saya pikir ia akan tersingkir pada 2023, tetapi mungkin karena masuk ke sanatorium, yang mana membuatnya tak bisa memimpin Rusia,” katanya di podcast One Decision dikutip dari Daily Mail, Minggu (22/5/2022).
“Saya tak mengatakan bahwa ia tak akan muncul dari sanatorium, tetapi ia tak akan memimpin Rusia lagi. Itu adalah salah satu cara untuk menyelesaikan semuanya tanpa kudeta,” lanjutnya.
Pada April lalu, Putin dilaporkan mengalami kanker tiroid dan selama 24 jam diikuti oleh dokter spesialis.
Investigasi oleh media Proekt, yang diblok di Rusia, mendukung teori bahwa Putin memutuskan penyerangan ke Ukraina saat dirinya tengah mengalami masalah medis yang disembunyikan dari rakyat Rusia.
Sedangkan Badan Intelijen Five Eyes Maret 2022 lalu menyoroti sikap dan perilaku Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mereka meyakini bahwa Putin mengidap penyakit roid rage.
Hal tersebut lantaran sikap dan perilaku Putin atas invasinya ke Ukraina semakin hari dinilai semakin tidak menentu.
Dikuti dari Daily Mail, Sabtu (12/3/2022), terdapat beberapa perubahan yang teridentifikasi dalam pengambilan keputusan Putin selama lima tahun terakhir, terutama terhadap invasinya ke Ukraina.
Gagal berpikir jernih