Pertama Kali Sejak Perang Dingin, Jumlah Senjata Nuklir Dunia Meningkat
Untuk pertama kali sejak Perang Dingin, SIPRI memperkirakan jumlah senjata nuklir dunia diperkirakan meningkat. Salah satunya disebabkan invasi Rusia.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
Diperkirakan 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000 — hampir semuanya milik Rusia atau Amerika Serikat — disimpan dalam keadaan siaga tinggi.
Sementara Amerika Serikat masih mengurangi persediaannya, Prancis dan Israel memiliki persediaan yang relatif stabil.
Baca juga: Rusia Diprediksi Bakal Pakai Rudal Tahun 1960-an, Sangat Tidak Akurat dan Bikin Rusak Parah
Baca juga: Balas Korea Utara, AS dan Korea Selatan Tembakkan 8 Rudal Balistik
Tapi China, India, Korea Utara, Pakistan dan Inggris, serta mungkin Rusia, semuanya dianggap meningkatkan mereka.
"Hubungan antara kekuatan besar dunia semakin memburuk pada saat umat manusia dan planet ini menghadapi serangkaian tantangan bersama yang mendalam dan mendesak yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," kata ketua dewan SIPRI dan mantan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven.
Kapan terakhir kali suatu negara secara serius mengancam akan menggunakan senjata nuklir?
Salah satu titik nyala utama Perang Dingin adalah Krisis Rudal Kuba 1962, ketika pemimpin Soviet Nikita Khrushchev mengetahui rencana Amerika untuk menggulingkan rezim Fidel Castro dan mempersenjatai Kuba dengan hulu ledak nuklir yang diarahkan ke AS.
Perang Dingin memanas lagi pada 1980-an ketika Presiden AS Ronald Reagan melawan apa yang dia lihat sebagai momok komunisme.
Saat ketegangan meningkat, baik Soviet maupun Amerika dipersenjatai habis-habisan dengan hulu ledak nuklir yang berjumlah puluhan ribu di kedua sisi.
Pada akhir 1980-an jumlah antara kedua negara mencapai lebih dari 68.000 hulu ledak nuklir.
(Tribunnews.com/Yurika)