Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vladimir Putin Tegaskan Sanksi Barat Tak Mampu Runtuhkan Ekonomi Rusia

Melalui pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Vladimir Putin menyebut bahwa sanksi Barat tidak akan memberikan dampak berarti

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Vladimir Putin Tegaskan Sanksi Barat Tak Mampu Runtuhkan Ekonomi Rusia
DW.com
Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) pada Jumat (17/6/2022). Vladimir Putin menyebut bahwa sanksi Barat tidak akan memberikan dampak berarti bagi Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Langkah barat yang tengah berupaya menghancurkan sektor perekonomian Rusia dengan melayangkan sejumlah sanksi, tampaknya belum mampu memukul mundur ekonomi negara pimpinan Vladimir Putin ini.

"Saya mengecam negara-negara yang ingin melemahkan Rusia termasuk Amerika Serikat. Amerika Serikat menyatakan kemenangan dalam perang dingin dan kemudian menganggap diri mereka sebagai utusan Tuhan sendiri di planet Bumi," kata Vladimir Putin.

Justru melalui pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Vladimir Putin menyebut bahwa sanksi Barat tidak akan memberikan dampak berarti bagi Rusia.

Baca juga: Tak Sanggup Gaji Karyawan, Google Resmi Pamit dari Rusia

Bahkan ekonomi di negaranya kini masih terbilang stabil meski serangan sanksi Barat terus mencoba meruntuhkan Rusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan proyeksi pada tingkat inflasi Rusia.

Dimana menurut data yang dilansir dari The Hindu, tingkat inflasi Rusia saat ini hanya sebesar 16,7 persen. Setelah pada April lalu harga Consumer Price Index (CPI) mencapai angka 17,8 persen, mengutip data Federal Statistics Service Rusia.




Adanya profesionalitas serta kerjasama yang baik antara otoritas Moscow serta beberapa perusahaan Rusia, telah sukses menormalkan situasi ekonomi serta menstabilkan pasar keuangan, sistem perbankan, hingga sistem perdagangan yang ada di Rusia.

Hal inilah yang membuat Putin optimis negaranya dapat menahan serangan sanksi Barat, buntut adanya invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sejak akhir Februari lalu. Sementara itu, Putin dengan keras membela tindakan negaranya di Ukraina.

Baca juga: Kelompok Separatis yang Didukung Rusia Klaim Telah Rebut Desa di Selatan Sievierodonetsk

Pihaknya berpendapat bahwa rencana Ukraina yang ingin bergabung dengan aliansi militer NATO merupakan ancaman terbesar bagi Rusia. Oleh karenanya untuk mempertahankan keamanan negaranya Putin nekat melakukan operasi militer khusus.

“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang risiko dan ancaman yang melonjak, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus adalah keputusan yang dipaksakan. Sangat sulit untuk membuatnya, tetapi itu terpaksa dan perlu. Itu adalah keputusan oleh negara berdaulat yang memiliki hak tanpa syarat, berdasarkan Piagam PBB untuk mempertahankan keamanannya," tambah Putin.

Meskipun tindakan operasi militer yang dilakukan negaranya dapat mengganggu ekspor pangan terutama biji-bijian, hingga menimbulkan kekhawatiran akan hadinya krisis pangan global.

Baca juga: Pejabat Ukraina: Pasukan Rusia Perlakukan Orang Mati sebagai Sampah di Mariupol

Namun Putin menjelaskan bahwa Rusia akan terus berusaha secara signifikan meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya demi mencegah parahnya krisis pangan yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas