Imbas Larangan Transit Kereta, Rusia Ancam Beri Balasan Serius Terhadap Lithuania
Rusia memberikan ancaman "konsekuensi serius" yang berdampak negatif terhadap Lithuania setelah larangan transfer kereta api ke wilayah Kaliningrad.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Rusia memberikan ancaman terhadap Lithuania setelah melarang transfer kereta api ke wilayah Rusia, Kaliningrad.
Kepala dewan keamanan Kremlin telah mengancam penduduk Lituania atas penolakan kereta api Lituania untuk mengizinkan beberapa barang menyeberang ke eksklave Rusia Kaliningrad.
Setelah pertemuan di wilayah tersebut, Nikolai Patrushev, sekutu dekat Vladimir Putin, mengancam "konsekuensi serius" terhadap Lithuania.
“Rusia pasti akan menanggapi tindakan bermusuhan seperti itu,” kata Patrushev, seperti dilansir The Guardian.
"Langkah-langkah yang tepat ... akan diambil dalam waktu dekat ... Konsekuensinya akan memiliki dampak negatif yang serius pada penduduk Lituania."
Baca juga: Peringatan Untuk NATO, Rusia Telah Perbarui Senjata Pamungkas yang Siap Tempur Akhir 2022
Baca juga: Ukraina Klaim Bunuh 106 Tentara Rusia dalam Satu Hari Pertempuran di Donbas
Namun, Patrushev tidak merinci bagaimana Rusia akan membalas.
Diketahui, Lithuania telah memblokir impor energi Rusia, meninggalkan beberapa pilihan lain untuk Kremlin.
Pada akhir pekan, kereta api negara Lituania telah memberi tahu klien Rusia bahwa mereka tidak dapat lagi mengangkut baja atau bijih besi melintasi wilayah UE ke Kaliningrad, di laut Baltik.
Larangan minyak tidak akan diberlakukan sampai Desember sebagai bagian dari kompromi di antara 27 negara anggota Uni Eropa.
Pengumuman perkeretaapian itu memicu beberapa aksi belanja panik di Kaliningrad dan tanggapan marah dari Moskow, di mana para pejabat menuduh Lituania melanggar perjanjian transit yang terjadi pada 2004.
Komisi Eropa mengatakan Lithuania bertindak secara hukum, meskipun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pada hari Senin bahwa ia akan "memeriksa ulang", dalam apa yang tampaknya merupakan upaya untuk mengambil sengatan dari baris.
Patrushev telah berbicara setelah pertemuan di Kaliningrad, sementara sebelumnya pada hari Selasa kementerian luar negeri Rusia memanggil duta besar Uni Eropa untuk Moskow, Markus Ederer, atas "pembatasan anti-Rusia".
Baca juga: Boris Johnson Diejek Presenter TV Rusia setelah Jenderal Inggris Minta Pasukan Bersiap Hadapi Rusia
Baca juga: Pemain Tenis Rusia Ubah Kewarganegaraan agar Tetap Bisa Bertanding di Wimbledon