Diduga Lukai Sentimen Agama, Jurnalis India Mohammed Zubair Ditangkap Pemerintah Modi
Seorang jurnalis India Mohammed Zubair pada Senin (27/6/2022) ditangkap aparat kepolisian New Delhi karena diduga melukai sentimen agama.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
Untuk menghindari penangkapan atas apa yang disebutnya alasan bermotif politik, Zubair pindah dari rumahnya dan tinggal jauh dari keluarganya selama sebulan sebelum pengadilan meyakinkannya bahwa dia tidak akan ditangkap.
“Semua orang di keluarga saya sangat takut pada saya dan mereka bahkan menyuruh saya untuk berhenti dari pekerjaan ini atau meninggalkan rumah," katanya kepada Al Jazeera.
"Mereka tidak ingin saya meninggalkan rumah tetapi berpikir, mungkin jika kami mengatakannya, dia mungkin akan berhenti melakukan pekerjaan ini,” katanya kepada Al Jazeera.
Zubair baru-baru ini menyoroti komentar juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) yang memerintah yang diduga menghina Nabi Muhammad selama debat televisi.
Tweetnya dibagikan secara luas dan menyebabkan beberapa negara Muslim mengajukan protes keras dengan India.
Dikutip BBC, dalam beberapa pekan terakhir, nasionalis Hindu telah menarik perhatian pada komentar masa lalu yang dibuat oleh Zubair dan menuntut agar dia diadili karena menyakiti perasaan keagamaan mereka.
Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi Singgung Isu Penghinaan Nabi Muhammad Saat Bertemu Menlu India
Apa tweet Zubair?
Polisi mengatakan di pusat penangkapan adalah tweet tahun 2018 oleh Zubair di mana dia telah membagikan foto papan nama hotel, yang dimodifikasi dari 'Honeymoon Hotel' menjadi 'Hanuman Hotel'.
Foto itu sebenarnya adalah tangkapan layar dari komedi Bollywood 1983 oleh sutradara terkenal Hrishikesh Mukherjee.
Tapi akun Twitter bernama Hanuman Bhakt, yang berarti pemuja dewa monyet Hanuman, baru-baru ini membagikan tweet berusia empat tahun itu dan menyebutnya sebagai "penghinaan langsung" kepada umat Hindu.
Akun tersebut juga menandai polisi Delhi, meminta mereka untuk mengambil "tindakan segera" terhadap Zubair.
Akun anonim, dibuat Oktober lalu, hanya memiliki satu pengikut hingga Selasa pagi.
Sejak itu meningkat pesat untuk melampaui 1.500 pengikut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)