Filipina Pertimbangkan Kesepakatan Impor Pupuk dengan China dan Rusia
Pemerintahan Presiden Ferdinan Marcos Jr berencana mencapai kesepakatan impor dengan beberapa pemasok pupuk terbesar dunia, termasuk China dan Rusia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Filipina berencana mencapai kesepakatan impor dengan beberapa pemasok pupuk terbesar dunia, termasuk China dan Rusia.
Rencana tersebut kedepannya diharapkan dapat membantu menurunkan biaya dan meningkatkan produksi pangan di tengah inflasi yang tinggi, kata pemerintah pada Selasa (19/7/2022).
Presiden Ferdinand Marcos Jr berencana untuk menjangkau China, Rusia, Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia untuk mengamankan pasokan pupuk dengan harga yang menguntungkan, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dikutip Strait Times.
Marcos berjanji untuk meningkatkan hasil pertanian selama enam bulan ke depan.
Dia mengaku ingin negara Asia Tenggara itu mengurangi ketergantungannya pada impor pangan dan menghindari pukulan keras oleh krisis pangan yang membayangi dunia.
Pejabat pertanian telah memperingatkan harga beras lokal yang lebih tinggi, makanan pokok negara itu, dalam beberapa bulan mendatang sebagian karena melonjaknya biaya pupuk, yang pasokannya telah terganggu oleh perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Mentan Tegaskan Subsidi Pupuk Disesuaikan Kebutuhan Pangan Paling Dasar
Filipina mengimpor sebagian besar kebutuhan pupuknya.
Sebagian didorong oleh biaya beberapa bahan makanan yang lebih tinggi.
Inflasi Filipina rata-rata 4,4 persen pada paruh pertama tahun ini, di atas kisaran target resmi 2 persen hingga 4 persen, dengan tingkat bulan Juni sebesar 6,1 persen menjadi yang tertinggi di hampir empat tahun.
Marcos mengatakan dia ingin secara resmi menginformasikan kelima negara tentang rencananya untuk membeli volume tertentu.
Mengutip Reuters, Filipina menggunakan 2,5 juta ton pupuk setiap tahun, menurut Otoritas Pupuk dan Pestisida.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)