WHO Sebut Lebih dari 16 Ribu Kasus Monkeypox Dilaporkan dari 75 Negara, Indonesia Belum Terdeteksi
WHO mengungkapkan lebih dari 16.000 kasus penyakit cacar monyet atau Monkeypox telah dilaporkan dari 75 negara.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Diawali dengan sakit kepala hebat dengan demam.Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.
2. Fase erupsi atau fase kedua
Mulai muncul ruam atau lesi pada kulit. Gejala itu dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam atau lesi berkembang menjadi bintik merah seperti cacar atau makulopapula.
Bintik menjadi lepuh berisi cairan bening dan lepuh berisi nanah. Kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Membutuhkan waktu 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.
Cara mencegah terjadinya penyakit cacar monyet:
1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi kontak langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
3. Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur serta pakaian yang sudah dipakai penderita.
4. Menghindari kontak dengan hewan liar atau tidak mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar.
5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar monyet.
6. Bila memang terjadi segera memeriksakan diri, jika mengalami gejala seperi demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.
7. Penderita dapat segera menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.
8. Petugas kesehatan dapat menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit.(Tribun Network/fit/maf/wly)