Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Azerbaijan Serang Milisi Nagorno Karabakh, Tuntut Demiliterisasi di Wilayah Itu

Militer Azerbaijan menggempur milisi Nagorno Karabakh menewaskan dua orang. Serangan ini meningkatkan ketegangan Azerbaijan-Armenia.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Azerbaijan Serang Milisi Nagorno Karabakh, Tuntut Demiliterisasi di Wilayah Itu
Handout / RazmInfo/Armenian Defence Ministry / AFP
Seorang prajurit Tentara Pertahanan Karabakh menembakkan artileri ke arah posisi Azeri selama pertempuran yang sedang berlangsung di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada 4 Oktober 2020. 

Grigoryan mengecam tuntutan itu karena melanggar kesepakatan gencatan senjata 2020 yang disepakati kedua belah pihak setelah mediasi Rusia.

Pada tahun 2020, dunia menyaksikan pertempuran sengit kedua tetangga itu ketika Yerevan dan Baku berperang selama 44 hari.

Azerbaijan berhasil merebut bagian-bagian Nagorno-Karabakh. Konflik akhirnya berakhir dengan gencatan senjata.

Pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah yang disengketakan, termasuk Koridor Lachin, tetapi situasinya tetap tegang sejak itu.

Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh satu sama lain memprovokasi permusuhan. Sejak Senin, baik Baku dan Yerevan telah mengkonfirmasi adanya korban militer setelah bentrokan di wilayah tersebut.

Pusat penjaga perdamaian Rusia juga mengatakan pihaknya mencatat pelanggaran gencatan senjata, menambahkan pasukan Rusia mengambil langkah-langkah menyelesaikan masalah.

Pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin membahas situasi tersebut dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

BERITA TERKAIT

Kedua pemimpin secara khusus membahas implementasi kesepakatan gencatan senjata 2020, kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga membahas ketegangan di sekitar Nagorno-Karabakh dengan diplomat top Azerbaijan Jeyhun Bayramov selama kunjungannya ke Baku pada Juni.

Wilayah ini tetap menjadi isu panas bagi Armenia dan Azerbaijan. Juni menyaksikan protes besar-besaran terhadap Pashinyan di Yerevan dan sikap pemerintahnya terhadap Nagorno-Karabakh – salah satu poin utama perselisihan pada saat itu.

Sebelum protes, partai-partai oposisi menginginkan parlemen untuk mengadopsi sebuah deklarasi yang mengatakan wilayah itu tidak akan pernah menjadi bagian dari Azerbaijan.

Namun, anggota parlemen pro-Pashinyan menolak untuk menghadiri sidang parlemen.

Pada Rabu, Uni Eropa mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan kembali ke pembicaraan.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas