Update Perang Rusia Vs Ukraina: PBB Desak Zona Demiliterisasi, Barat Janjikan Bantuan Rp 22,8 T
Berikut perang antara Rusia dan Ukraina yang telah memasuki hari ke-170 pada Jumat (12/8/2022) hari ini.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
Zelensky Desak Dunia Segera Bereaksi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak masyarakat internasional untuk "segera bereaksi" dan memaksa pasukan Rusia meninggalkan pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang diduduki yang telah diledakkan dalam beberapa hari terakhir.
"Seluruh dunia harus segera bereaksi untuk mengusir penjajah dari Zaporizhzhia," kata Zelenskyy dalam pidato video hariannya.
"Hanya penarikan penuh Rusia ang akan menjamin keamanan nuklir untuk seluruh Eropa."
WHO Sebut Serangan terhadap Fasilitas Medis Rampas Layanan Kesehatan Ukraina
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah memverifikasi 445 serangan terhadap fasilitas medis dan penyedia layanan sejak awal serangan Rusia ke Ukraina.
Sebanyak 105 orang terluka dan 86 orang meninggal dalam serangan tersebut.
"Serangan-serangan ini membuat orang kehilangan perawatan yang sangat dibutuhkan, membahayakan penyedia layanan kesehatan, dan merusak sistem kesehatan," kata badan PBB itu dalam laporan terbarunya.
Baca juga: Ukraina Tutup Kran Minyak di Pipa Druzhba, Tiga Negara Ini Makin Merana
"Akses ke perawatan kesehatan terus terkena dampak parah karena masalah keamanan, mobilitas terbatas, rantai pasokan yang rusak, dan perpindahan massal," tambahnya.
WHO mengatakan 6,2 juta orang telah menyeberang ke Eropa sebagai pengungsi, sementara 6,6 juta menjadi pengungsi internal di Ukraina pada 23 Juli.
Ukraina Berusaha Evakuasi Wilayah Timur Donetsk
Ukraina bertujuan untuk mengevakuasi dua pertiga penduduk dari daerah yang dikuasainya di wilayah medan pertempuran timur Donetsk sebelum musim dingin.
Ukraina khawatir orang tidak akan dapat tetap hangat di tengah infrastruktur yang rusak akibat perang.
Pemerintah berencana untuk mengevakuasi sekitar 220.000 orang dari sekitar 350.000, termasuk 52.000 anak-anak, kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk dalam konferensi pers.