China Ngamuk, AS Setujui Penjualan Rudal dan Pertahanan Udara Senilai Rp16,3 Triliun ke Taiwan
China memberikan ancaman kepada AS setelah Gedung Putih menyetujui penjualan rudal serta sistem pertahanan udara senilai $1,1 miliar kepada Taiwan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Pentagon mengatakan, peralatan persenjataan ini tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah tersebut.
Pejabat AS juga meyakinkan bahwa keputusan ini tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan Gedung Putih terhadap Taiwan.
Hubungan AS dan China terkait Taiwan kembali memanas sejak Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengunjungi pulau itu awal Agustus lalu.
Sejak perjalanan Pelosi ke Taipei, setidaknya ada dua kunjungan kongres lainnya dan beberapa gubernur negara bagian AS, yang semuanya dikecam China.
Sebelumnya pada Kamis (1/9/2022), militer Taiwan mengatakan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak atau drone China di atas salah satu pos militer di lepas pantai China.
Sehari sebelumnya, pemerintah Taipei telah memperingatkan Beijing soal drone yang terbang di atas tiga pulau di lepas pantai kota pelabuhan Xiamen di China.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, untuk dianeksasi secara paksa jika perlu.
Baca juga: Taiwan Tembak Drone China, Pengamat: Memicu Bentrokan di Selat Taiwan
China bahkan memutuskan kontak informal setelah pemilihan Tsai Ing-wen yang berpihak pada kemerdekaan sebagai presiden Taiwan pada 2016.
AS menilai latihan militer China usai kunjungan Pelosi merupakan reaksi yang berlebihan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengucapkan terima kasih kepada AS atas pengumuman penjualan senjata.
Pihaknya menyinggung kegiatan provokatif China yang menjadi ancaman serius, sehingga senjata AS akan membantu Taipei menghadapi tekanan Beijing.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.