Kremlin Prediksi Hubungan Rusia-Inggris Kian Memburuk di Bawah Perdana Menteri Baru
Kremlin memperkirakan hubungan Rusia dengan Inggris akan makin memburuk di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Inggris yang baru.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Saat ditanya apakah Presiden Vladimir Putin akan mengirimkan ucapan selamat pada PM Inggris yang baru, ini jawaban Peskov:
"Mari kita tunggu dan lihat siapa yang menjadi perdana menteri."
Truss dikenal di Rusia karena kunjungannya ke Moskow pada Februari lalu, yang mana pertemuannya dengan Menlu Sergei Lavrov berlangsung tegang.
Lavrov menggambarkan percakapan mereka seperti dialog antara orang tuli dan bisu.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga secara terbuka mengejek Truss atas kesalahan geografis, termasuk pada satu kesempatan ketika dia mencampuradukkan Laut Hitam dan Baltik.
Truss secara terbuka menantang Lavrov pada pertemuan mereka mengenai penambahan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
"Saya tidak melihat alasan apa pun untuk menempatkan 100.000 tentara di perbatasan, selain untuk mengancam Ukraina," kata Menlu Inggris ini pada waktu itu.
Moskow, yang sempat kekeh menyangkal adanya rencana invasi, mengirim pasukannya dalam dua minggu kemudian.
Sejak itu, Inggris menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling aktif dan vokal dalam perang.
Baca juga: Imbas Penutupan Gas Rusia, Euro Jatuh ke Level Terendah Pertama Kalinya dalam 20 Tahun
Baca juga: Tagihan Listrik Meroket, 6 dari 10 Pabrik Inggris Terancam Ditutup
Di bawah kepemimpinan Boris Johson, Inggris kerap memasok Kyiv dengan senjata dan pelatihan militer.
Rusia dan Inggris memiliki hubungan yang tegang selama bertahun-tahun.
Titik terendah dari hubungan dua negara ini terjadi pada 2006 karena keracunan fatal yang menimpa mantan perwira keamanan Rusia, Alexander Litvinenko, di London.
Selain itu, ada insiden percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya dengan racun saraf di Salisbury pada tahun 2018.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)