Iran Dilanda Kerusuhan Besar Gara-gara Wanita Tak Berjilbab Dipenjara dan Diduga Tewas Disiksa
Negara Islam di kawasan timur tengah itu awalnya dilanda aksi demonstrasi di sejumlah wilayah namun kemudian berujung rusuh.
Editor: Hasanudin Aco
Akan tetapi, pejabat-pejabat Iran mengelak dari kritikan dengan menyebutnya bermuatan politis. Teheran pun menuduh negara asing mengompori gelombang kerusuhan.
Gubernur Teheran Muhsin Mansuri menuduh kedutaan luar negeri mengompori demonstran. Juga, ia menyatakan bahwa tiga warga negara asing ditangkap terkait kerusuhan.
Akan tetapi, Mansuri enggan merinci kedutaan negara mana yang dimaksud atau warga dari negara mana yang ditangkap.
Instagram dan WA Diblokir
Iran memblokir akses ke Instagram dan WhatsApp demi meredakan protes setelah kematian seorang wanita yang diduga terjadi akibat tindakan polisi moral.
Dilansir Engadget, Pada Rabu (21/9/2022), demonstrasi di seluruh negeri telah berlangsung selama empat hari berturut-turut.
Protes dimulai selama akhir pekan setelah Mahsa Amini yang berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September.
Dia ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat untuk wanita.
Menurut pengawas internet NetBlocks, dilansir Reuters, pemerintah Iran secara bertahap membatasi akses web di sebagian besar negara dalam beberapa hari terakhir.
Pemadaman listrik dimulai di Teheran dan bagian lain Iran ketika protes pertama kali pecah pada pekan lalu.
Pada malam 19 September, pemerintah memperluas pembatasan ke bagian-bagian provinsi Kurdistan barat.
Pada hari Rabu (21/9/2022), akses WhatsApp dan Instagram melalui salah satu penyedia internet utama negara itu tidak bisa terhubung.
Menurut NetBlocks, pembatasan saat ini adalah yang paling parah sejak 2019, ketika Iran menutup semua akses internet sebagai tanggapan atas protes bahan bakar.
Meta tidak segera menanggapi permintaan komentar.
NetBlocks menunjukkan gangguan tersebut cenderung secara signifikan membatasi kemampuan orang-orang Iran untuk berkomunikasi secara bebas.
Secara teori, pemerintah Iran mungkin percaya bahwa membatasi akses internet akan mengurangi kemungkinan para pengunjuk rasa akan terus membesar.