Mengapa 4 Wilayah Ukraina Gelar Referendum untuk Bergabung dengan Rusia? Ini yang Perlu Diketahui
Mengapa 4 wilayah Ukraina (Luhansk, Donetsk, Kherson and Zaporizhzhia) menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia? Apakah referendum ini legal?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
"Mereka akan mengatakan itu pembelaan diri, tapi tak seorang pun di dunia akan percaya itu," kata Borys Wrzesnewskyj, mantan anggota parlemen Liberal Kanada yang mengepalai Komisi Hak Asasi Manusia Kongres Dunia Ukraina.
2. Apakah referendum ini sah?
Referendum ini ilegal menurut hukum internasional dan Ukraina, termasuk melanggar Piagam PBB.
"Ini adalah cara untuk mendapatkan wilayah dengan paksa, dan itu ilegal," kata Profesor Marc Weller, Ketua Hukum Internasional dan Studi Konstitusi Internasional di Universitas Cambridge di Inggris.
Para pengamat memperkirakan hasil pemungutan suara sudah ditentukan sebelumnya oleh Kremlin.
Para pejabat nantinya "diharapkan" akan mengumumkan bahwa para pemilih di setiap wilayah sangat mendukung bergabung dengan Rusia.
"Orang-orang di lapangan diberi perintah untuk memberikan persentase tertentu.... Apakah itu 97 atau 95 persen, Putin pasti akan memberi tahu hasil yang ia mau kepada siapa pun yang melakukan referendum," kata Profesor Robert Austin dari Universitas Munk School of Global Affairs and Public Policy.
Referendum juga akan berlangsung tanpa pengamat independen, serta kurangnya transparansi mengenai siapa yang akan memberikan suara dan dalam kondisi apa.
Mantan ketua petugas pemilihan Kanada Jean-Pierre Kingsley, yang sebelumnya memimpin misi pengamat internasional untuk pemilihan di Irak, Haiti dan negara-negara lain, mengatakan proses referendum tidak memiliki beberapa elemen kunci.
Elemen kunci tersebut yaitu otoritas independen yang bertanggung jawab; aturan perilaku dan penegakannya; dan waktu dan informasi yang cukup bagi pemilih untuk memahami apa yang dimaksud dengan referendum.
"Kita tidak akan menemukan hal-hal itu dalam referendum mendatang, seperti yang tidak kita temukan pada referendum Krimea," kata Kingsley.
Ia mengacu pada referendum Krimea tahun 2014 yang diatur dengan tergesa-gesa mengenai apakah wilayah itu akan bergabung dengan Rusia.
Wrzesnewskyj menggambarkan pemungutan suara itu sebagai "referendum di todongan senjata."
"Di tempat yang telah dibom, ditembaki, di mana tetangga Anda telah dibunuh, diculik, disiksa, dan kemudian pejabat Rusia muncul dengan seorang tentara dan memberitahu Anda untuk mengisi surat suara untuk memilih, bagaimana Anda akan memilih? Anda pasti akan memilih untuk menyelamatkan hidup Anda."