Siapa Li Qiaoming? Sosok yang Disebut Menggantikan Xi Jinping di Tengah Isu Kudeta Militer China
Siapa sebenarnya Li Qiaoming? Sosok yang disebut-sebut menggantikan Presiden China, Xi Jinping di tengah isu kudeta militer.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Ketika Xi berada di Samarkand baru-baru ini, para pemimpin Partai Komunis China seharusnya telah mencopot Xi dari penanggung jawab Angkatan Darat Partai. Kemudian Diikuti tahanan rumah. Begitu rumor yang beredar." tulis Subramanian Swamy.
Pekan lalu, Xi menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin .
Baca juga: SOSOK Xi Jinping, Pemimpin China yang Dikabarkan Dikudeta
Dalam sambutan pembukaannya, Putin berharap Xi sukses di Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China bulan depan.
Anggota PKC diharapkan memberi Xi masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai pemimpin pada acara dua kali satu dekade, yang secara tradisional melibatkan perubahan kepemimpinan setelah dua periode.
Gordon Chang, seorang ahli tentang China mentweet pada hari Sabtu bahwa kabar Xi Jinping dikudeta menunjukkan ketidakbenaran.
Akan tetapi, kata Chang, terdapat turbulensi di dalam kepimpinan senior PKC.
Baca juga: Rumor Presiden China Xi Jinping Dikudeta Muncul Usai Menghadiri KTT di Uzbekistan
"Kurangnya berita dari #China selama beberapa jam terakhir menunjukkan bahwa rumor kudeta tidak benar, tetapi apa pun yang terjadi di dalam militer #China selama tiga hari terakhir—ternyata sesuatu yang tidak biasa terjadi—memberi tahu kami bahwa ada turbulensi di dalam kepemimpinan senior #PKC."
"Peristiwa tak terduga di #China dimulai tepat setelah #XiJinping kembali dari #Uzbekistan dan menghilang dari pandangan selama berhari-hari, sesuatu yang tidak biasa baginya. Sangat sedikit kebetulan dalam politik elit #PKC." tulis Gordon Chang.
Dalam sebuah wawancara dengan Newsmax pada hari Sabtu, Chang mengatakan bahwa ada peristiwa "tidak biasa" dan "tidak normal" yang terjadi di China selama beberapa hari terakhir.
Termasuk keputusan negara itu untuk membatalkan 60 persen penerbangannya pada hari Rabu serta menangguhkan bus dan kereta.
Dia juga menyebutkan, video yang dibagikan secara luas yang diposting di Twitter juga dilaporkan menunjukkan barisan kendaraan militer sepanjang 80 kilometer menuju Beijing di tengah laporan kudeta militer.
"Ada banyak asap, yang mengatakan ada kebakaran di suatu tempat."
"Kami tidak berpikir bahwa sebenarnya ada kudeta, tetapi pada titik ini ada beberapa perkembangan yang sangat meresahkan di puncak Partai Komunis serta bagian atas Tentara Pembebasan Rakyat, yang melapor ke partai, jadi ada sesuatu yang sangat salah," kata Chang.
(Tribunnews.com/Whiesa)