Boris Johnson Kembali Saat Rishi Sunak Penuhi Syarat untuk Gantikan Liz Truss
Boris Johnson kembali saat pesaingnya Rishi Sunak meraih ambang batas minimum untuk memperebutkan posisi teratas pemimpin Inggris.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Mantan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson pada Sabtu kemarin kembali ke Inggris dari masa liburannya untuk menggaungkan kebangkitan politik yang berani.
Boris Johnson kembali saat pesaingnya dari sesama Partai Konservatif Rishi Sunak meraih ambang batas minimum untuk memperebutkan posisi teratas pemimpin Inggris.
Dikutip dari Channel News Asia, Minggu (23/10/2022), Johnson mempersingkat perjalanannya ke Karibia untuk bergabung dalam kompetisi untuk menggantikan PM yang akan mengundurkan diri, Liz Truss.
Sekutu mengatakan kepada media Inggris bahwa Johnson 'siap untuk itu'.
'Arsitek Brexit' berusia 58 tahun yang memisahkan Inggris dari Uni Eropa (UE) itu hanya menyerahkan kekuasaan pada awal September lalu, dua bulan setelah mengumumkan pengunduran dirinya menyusul pemberontakan anggota Partai Konservatif (Tory) atas serangkaian skandal yang dilakukannya.
Tawarannya yang nyata untuk kembali ke Downing Street hanya beberapa minggu kemudian telah dikecam oleh politisi oposisi.
Bahkan beberapa politisi partai berkuasanya sendiri yang retak berpendapat bahwa baik itu negara membutuhkan stabilitas dan persatuan.
Baca juga: Mantan PM Boris Johnson Disebut-sebut Bakal Maju Gantikan Liz Truss Jadi Perdana Menteri Inggris
"Adalah hal yang tidak benar untuk mengambil risiko mengulangi kekacauan (dan) kebingungan tahun lalu. Kita harus maju, harus mendukung pemimpin yang cakap yang dapat menyampaikan program Konservatif," kata anggota House of Lords UK, David Frost.
Frost mengidentifikasi sosok yang dapat membawa perubahan itu adalah mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Baca juga: Jajak Pendapat: Anggota Partai Konservatif ingin Boris Johnson Kembali
Jumat malam, sekutu Sunak di parlemen mengatakan bahwa ia telah mengumpulkan nominasi 100 anggota parlemen Konservatif, ambang batas yang ditetapkan oleh partai untuk bisa maju.
Namun, baik Sunak maupun Johnson belum mengumumkan bahwa mereka akan maju, dan menyerahkannya kepada sekutu untuk memberi sinyal mengenai niat mereka.