Setelah Doakan Elon Musk Sukses di Twitter, Loyalis Putin Ini Minta Starlink Cabut dari Ukraina
Dmitry Medvedev mendesak Elon Musk berhenti menyediakan layanan komunikasi di Ukraina setelah ucapkan selamat terkait akuisisi Twitter.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Dilaporkan Forbes, miliarder itu memuji lelucon yang dibuat oleh orang dalam Kremlin tersebut.
Setelah Perdana Menteri Inggris, Liz Truss mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis, Medvedev mencuit:
"Bye, bye (Liz Truss), selamat untuk selada," merujuk lelucon online oleh tabloid Inggris Daily Star tentang kepala selada yang melampaui jabatan singkat perdana menteri Truss.
Musk tampaknya memuji humor Medvedev dengan mencuit, "Troll yang cukup bagus."
Musk kemudian bertanya kepada Medvedev bagaimana keadaan di Bakhmut, kota di Ukraina timur yang mengalami pertempuran brutal ketika pasukan Kyiv mencoba menahan kemajuan Rusia.
Namun Medvedev hanya menjawab:
"Sampai jumpa di Moskow pada Hari Kemenangan!"
Sebelumnya, Elon Musk mendapat kecaman dari pejabat Ukraina setelah membuat jajak pendapat soal perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Para pemimpin di Kyiv, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengkritik rencana Musk dan menuduhnya meniru agenda Moskow.
Twitter Resmi Diakusisi
Elon Musk telah menyelesaikan pembelian Twitter senilai $44 miliar pada Jumat (28/10/2022).
Tokoh bisnis AS berusia 51 tahun itu langsung menerapkan berbagai perubahan pada media sosial berlambang burung biru tersebut.
Elon Musk memecat jajaran eksekutif, di antaranya Kepala Eksekutif Twitter Parag Agrawal, Kepala Keuangan Twitter Ned Segal, Eksekutif Hukum dan Kebijakan Tertinggi Vijaya Gadde, dan Penasihat Umum Sean Edgett.
Baca juga: Sejarah Twitter, Ide Jack Dorsey Ciptakan Aplikasi Pesan Singkat di Perusahaan Odeo
Dilaporkan Tribunnews sebelumnya, Musk juga berencana mengubah Twitter menjadi perusahaan swasta.
Sehingga tidak wajib lagi untuk mengungkap kinerjanya per-triwulan sebagaimana saat Twitter masih menjadi perusahaan publik.
Elon Musk juga menghapus daftar saham Twitter dan mengambilnya dari tangan pemegang saham publik.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani,Yunita Rahmayanti)