Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea: Reaksi Dunia hingga Situasi di Sekitar Lokasi Usai Insiden
Setidaknya 149 orang tewas dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korsel. Begini reaksi para pemimpin dunia.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 149 orang tewas dan lebih dari 78 mengalami luka saat pesta Halloween di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul, berubah jadi mimpi buruk.
Pemadam kebakaran mulai menerima laporan adanya korban yang mengalami kesulitan bernapas pada Sabtu (29/10/2022) malam pukul 10.22 KST.
Dari 149 orang yang tewas, 101 diantaranya sempat dirujuk ke rumah sakit.
Sebanyak 45 jenazah korban dipindahkan ke gimnasium dalam ruangan serbaguna di lokasi kejadian.
Dikutip dari Korea Herald, sebagian besar korban tewas berusia 20-an.
Para pejabat memperkirakan jumlah korban akan terus meningkat, mengingat pesta Halloween di Itaewon dipadati pemuda-pemudi.
Baca juga: 2 Warga Negara Asing Korban Tewas saat Pesta Halloween di Itaewon, Belasan WNA Lainnya Terluka
Kronologi Kejadian
Kericuhan terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 10.20 KST di Itaewon, tempat populer bagi pemuda Korea Selatan dan turis asing.
Seorang pejabat dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan, Choi Cheon-sik, mengatakan insiden di Itaewon diduga terjadi saat kerumunan mendorong ke arah gang sempit dekat Hamilton Hotel.
Di tempat itulah pesta utama digelar.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan setidaknya 50 orang mengalami henti jantung.
Layanan darurat menerima lebih dari 80 panggilan dari orang-orang yang mengatakan mereka mengalami kesulitan bernapas, Yonhap melaporkan, sebagaimana dikutip DW.
Lebih dari 800 pekerja darurat dan petugas polisi dari seluruh negeri dikerahkan ke Seoul untuk membantu merawat mereka yang terluka.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan jajaran jenazah yang ditutup menggunakan kain.
Sementara, video di media sosial memperlihatkan bagaimana petugas damkar dan pejalan kaki memberikan bantuan CPR pada korban pingsan.
Baca juga: 149 Korban Tewas, Belum Diketahui Penyebab Terjadinya Lonjakan Kerumunan di Pesta Halloween Itaewon
Saksi mata mengatakan, jalan-jalan di sekitar lokasi kejadian sangat padat, sehingga sulit bagi layanan darurat untuk menjangkau para korban.
Media lokal memperkirakan sekitar 100.000 orang berada di jalan Itaewon untuk merayakan pesta Halloween.
Perayaan itu adalah yang terbesar setelah Korea Selatan melonggarkan pembatasan Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir.
Respons Pejabat
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, meminta korban terluka untuk segera dirawat.
Ia juga mendesak para pejabat untuk meninjau kembali protokol keamanan terkait pesta Halloween.
Yoon juga memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk mengerahkan tim bantuan medis bencana, serta mengamankan tempat tidur di RS bagi korban luka.
Ia juga ikut dalam pertemuan darurat dengan pejabat lainnya terkait insiden di Itaewon.
Sementara itu, Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon, yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Eropa, membatalkan agenda selanjutnya dan langsung terbang kembali ke Korea Selatan.
Baca juga: 149 Korban Tewas Pesta Halloween di Itaewon Mayoritas Alami Serangan Jantung & Kesulitan Bernapas
Reaksi Pemimpin Dunia
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menulis di Twitter, "Peristiwa tragis di Seoul mengejutkan kita semua."
"Pikiran kami bersama banyak korban dan keluarga mereka," kata Scholz.
"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi Korea Selatan. Jerman mendukung mereka."
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menawarkan dukungan "sepenuh hati" kepada Korea Selatan setelah insiden tragis itu.
"Pikiran yang tulus untuk penduduk Seoul dan orang-orang Korea setelah tragedi di Itaewon. Prancis ada di sisi Anda," cuit Macron di Twitter.
Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga yang kehilangan.
"Kami berduka dengan rakyat Republik Korea dan mengirimkan harapan terbaik kami untuk pemulihan cepat bagi semua orang yang terluka," katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat "berpihak pada Republik Korea selama masa tragis ini."
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mencuit, "Semua pikiran kami dengan mereka yang saat ini menanggapi dan semua warga Korea Selatan pada saat yang sangat menyedihkan ini."
Baca juga: Kronologi Halloween Itaewon Tewaskan Ratusan Orang: Isu Ada Artis Tak Dikenal hingga Tumpukan Mayat
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan dia "sangat sedih" dengan tragedi itu.
"Sangat sedih dengan peristiwa mengerikan di pusat kota Seoul. Apa yang dimaksudkan sebagai perayaan berubah menjadi tragedi dengan begitu banyak korban muda," cuitnya.
Borrel melanjutkan, "Kami bersama rakyat Republik Korea pada saat yang sulit ini."
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menulis, "Kami bersama korban dan belasungkawa kami yang terdalam kepada keluarga dan teman-teman yang meninggal dan terluka, serta kepada orang-orang (Korea Selatan) karena mereka berduka atas tragedi yang mengerikan ini."
Pesta Halloween Masih Terlihat di Kafe-kafe
Marwan, seorang pemuda Maroko berusia 24 tahun yang sudah tinggal di Korea Selatan selama enam tahun, mengungkapkan tiga temannya tewas dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon.
"Tiga teman saya meninggal hari ini. Saya biasa pergi dengan mereka setiap akhir pekan di Itaewon dan sekarang mereka sudah mati."
"Tidak ada pengawal atau pengelola acara yang mencoba menghentikan situasi," ujarnya, dilansir Korea Herald.
"Saya tidak berada di lokasi kecelakaan, tapi saya melihat orang-orang dibawa pergi (menggunakan tandu) dan itu sangat memilukan," ujar Lee Hyun-se (23), yang turut menghadiri pesta Halloween di Itaewon.
Namun, meskipun salah satu bencana terburuk di Korea Selatan telah terjadi, hanya beberapa blok dari lokasi kejadian, beberapa pesta masih diadakan.
Pada Minggu (30/10/2022) pukul 04.00 pagi, bar yang hanya berjarak lima menit berjalan kaki dari Stasiun Itaewon, penuh dengan pesta Halloween yang energik.
“Saya keluar untuk bermain (hari ini) jadi saya menyeberang (ke sisi lingkungan ini) karena saya tidak ingin pulang,” kata seorang wanita berusia 20 tahun yang tidak mau disebutkan namanya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)