Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Bantah Klaim Pengiriman Senjata ke Rusia: Kami Tak Pernah Lakukan Transaksi Senjata

Korea Utara membantah tuduhan pengiriman senjata ke wilayah Rusia. Tuduhan tersebut berasal dari Jubir Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
zoom-in Korea Utara Bantah Klaim Pengiriman Senjata ke Rusia: Kami Tak Pernah Lakukan Transaksi Senjata
AFP
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri Rapat Pleno Komite Pusat Partai Pekerja Korea, Jumat (18/6). Foto dirilis KCNA pada Sabtu (19/6) - Pihak Korea Utara membantah tuduhan Amerika Serikat terkait pengiriman senjata ke wilayah Rusia. 

Korea Utara adalah satu-satunya negara di dunia yang mengakui dua wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri - Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) - di wilayah Donbas timur Ukraina.

Ia juga menyatakan dukungan untuk pencaplokan yang dicanangkan Rusia atas bagian lain negara itu.

Korea Utara dilaporkan meluncurkan rudal balistik, Kamis (3/11/2022) pagi. Foto rudal Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) Korut yang diperlihatkan kepada masyarakat dan pers saat parade militer Korut beberapa waktu lalu.
Korea Utara dilaporkan meluncurkan rudal balistik, Kamis (3/11/2022) pagi. Foto rudal Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) Korut yang diperlihatkan kepada masyarakat dan pers saat parade militer Korut beberapa waktu lalu. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Baca juga: Tentara Rusia di Donetsk Sebut Jenderalnya Cari Muka ke Kepala Staf Umum dengan Maju ke Pertempuran

"Korea Utara jelas menggunakan perang Ukraina untuk mempererat hubungannya dengan Rusia," kata Victor Cha dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di AS, dikutip dari Al Jazeera.

Kirby mengatakan, pengiriman itu adalah "tanda kekurangan dan kebutuhan artikel pertahanan Rusia sendiri", karena negara itu menghadapi sanksi internasional.

AS sedang memantau pengiriman, dan intersepsi bisa menjadi opsi mengingat Rusia memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB dan dapat memblokir tindakan apa pun di sana, tambah Cha dari CSIS.

"Untuk menghindari pertengkaran militer, otoritas AS dapat berkoordinasi dengan negara-negara yang bersedia menahan kargo di bea cukai untuk mencegah mereka sampai ke medan perang," pungkas Cha.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Berita Rekomendasi
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas