Korea Utara Bantah Klaim Pengiriman Senjata ke Rusia: Kami Tak Pernah Lakukan Transaksi Senjata
Korea Utara membantah tuduhan pengiriman senjata ke wilayah Rusia. Tuduhan tersebut berasal dari Jubir Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara secara tegas membantah tuduhan Amerika Serikat yang berkaitan dengan pengiriman senjata ke Rusia.
Melalui siaran pers yang dirilis KCNA, pihak Korea Utara mengecam AS karena 'rumor perdagangan senjata'.
Wakil direktur jenderal Biro Umum Peralatan Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara menganggap pernyataan tersebut sebagai bagian dari upaya permusuhan.
"Kami menganggap langkah AS seperti itu sebagai bagian dari upaya permusuhannya untuk menodai citra DPRK," tulis pernyataan tersebut, dikutip dari KCNA.
"Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan 'transaksi senjata' dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan," lanjut pernyataan tersebut.
Perlu diketahui, rumor Korea Utara memasok senjata ke Rusia muncul ketika Jubir Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan pihaknya memiliki informasi tentang hal tersebut.
Baca juga: Rusia Tertarik Impor Produk Pakaian dan Alas Kaki dari Korea Utara
John Kirby menyebut, Korea Utara memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri "signifikan".
Korea Utara, kata Kirby, berusaha untuk mengaburkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan bahwa Washington sedang memantau untuk melihat apakah pengiriman telah diterima.
Dikutip dari Al Jazeera, saat ini Korea Utara dan AS tengah tegang setelah Washington melakukan latihan militer skala besar bersama Korea Selatan.
AS dan Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Korea Utara dapat mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Kirby mengatakan, AS percaya jumlah "signifikan" peluru yang dikirim oleh Pyongyang cukup untuk membantu Rusia dapat memperpanjang perang.
Baca juga: Korea Utara Kecam Latihan Militer AS-Seoul, Pemerintah Kim Jong Un Janjikan Tanggapan Tanpa Ampun
Akan tetapi, kata Kirby, tidak cukup untuk memberikan keuntungan atas pasukan Ukraina, yang dipasok oleh AS dan sekutu NATO.
Pada bulan September, Pyongyang membantah klaim dalam dokumen intelijen AS yang tidak diklasifikasikan bahwa Korea Utara berencana untuk menjual peluru artileri dan roket ke Moskow.
Bantuan senjata apa pun akan menjadi indikasi lebih lanjut untuk memperdalam hubungan antara Moskow dan Pyongyang karena isolasi Rusia atas perangnya di Ukraina telah berkembang.