Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kadyrov Telah Kirim 20.000 Tentaranya ke Ukraina, 9.000 Ada di Garis Depan

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan hingga saat ini ia telah mengirimkan sebanyak 20.000 pejuangnya ke medan laga di Ukraina.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kadyrov Telah Kirim 20.000 Tentaranya ke Ukraina, 9.000 Ada di Garis Depan
Yelena Afonina/TASS
Pasukan Chechnya terlihat di Grozny pada awal invasi Rusia ke Ukraina 

Masalah Referendum Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson

Kritik Kadyrov ditujukan sebagai tanggapan atas mundurnya pasukan Rusia dari kota Lyman di Ukraina di wilayah Donetsk, yang dinilai sebuah kemunduran strategis utama bagi Moskow.

Merebut kota Lyman dianggap penting bagi pasukan Ukraina, karena dapat digunakan sebagai pijakan untuk menjangkau lebih jauh ke bagian Ukraina yang dikuasai Rusia.

Kota itu juga digunakan oleh Rusia sebagai pusat logistik.

Kekalahan di Lyman juga simbolis, karena terjadi hanya sehari setelah upacara penandatanganan pencaplokan empat wilayah yang diduduki Ukraina, termasuk Donetsk, tempat Lyman berada.

Wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson semuanya mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.

Referendum itu tidak dianggap dan disebut "palsu" oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.

Berita Rekomendasi

Pada Minggu malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina juga telah merebut kembali beberapa wilayah di wilayah Kherson.

Komandan Rusia yang ditempatkan di Rusia, Vladimir Saldo, menyebut situasi di sana "menegangkan".

Ia juga mengakui pasukan Ukraina telah membuat kemajuan.

Tak satu pun dari empat wilayah yang baru diklaim oleh Rusia sepenuhnya berada di bawah kendali Rusia, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana aneksasi akan bekerja, terutama di wilayah yang dikuasai Ukraina.

Kremlin mengatakan akan "berkonsultasi" dengan penduduk wilayah Zaporizhzhia dan Kherson mengenai di mana perbatasan seharusnya berada.

Ini menunjukkan bahwa Rusia mungkin memutuskan untuk tidak mengklaim seluruh wilayah.

Di Luhansk dan Donetsk, situasinya berbeda.

Tepat sebelum perang dimulai, Putin mengakui seluruh wilayah itu sebagai republik independen, yang sekarang memilih untuk bergabung dengan Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas