AS Lindungi Pangeran MBS dari Gugatan atas Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi
Jabatan perdana menteri Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) disebut memberinya kekebalan atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), harus diberikan kekebalan berdaulat dalam kasus perdata pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Pemerintahan Joe Biden menyebut jabatan perdana menteri yang dipegang Pangeran MBS dapat melindunginya dari tuntutan hukum atas dugaan perannya dalam pembunuhan wartawan AS itu.
Pernyataan ini tercantum dalam pengajuan kepada pengadilan AS yang dirilis pada Kamis (17/11/2022).
"Pemerintah Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan serius mengenai pembunuhan mengerikan Jamal Khashoggi dan telah mengangkat keprihatinan ini secara terbuka dan dengan tingkat paling senior dari pemerintah Saudi," kata Departemen Kehakiman dalam pengajuannya, lapor Guardian.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa AS telah memberlakukan sanksi keuangan dan pembatasan visa terkait kasus pembunuhan itu.
Permintaan tersebut tidak mengikat dan hakim yang akan memutuskan apakah akan memberikan kekebalan.
Baca juga: Joe Biden dan Pangeran MBS Tidak Akan Sebangku di G20, Hubungan AS-Arab Saudi Tak Baik-baik Saja?
Departemen Luar Negeri pada Kamis (17/11/2022) menyebut keputusan pemerintah untuk mencoba melindungi putra mahkota Saudi dari pengadilan AS dalam pembunuhan Khashoggi ada murni keputusan hukum.
Pengajuan ini dinilai dapat memicu kemarahan aktivis HAM dan sejumlah anggota parlemen AS.
Jamal Khashoggi adalah jurnalis kelahiran Madinah yang dikenal dengan tulisan-tulisan kritisnya terhadap pemerintah Saudi.
Ia menjadi kolumnis di media Middle East Eye (MEE) dan The Washington Post serta menjabat sebagai pemimpin redaksi di Al-Arab News Channel.
Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul oleh pejabat Saudi pada tahun 2018, lapor SCMP.
Para pelaku diyakini memutilasi Khashoggi, meskipun tubuh jurnalis kawakan ini tidak pernah ditemukan.
Komunitas intelijen AS menduga putra mahkota Arab Saudi menyetujui pembunuhan itu.
Ini menyusul kritikan Khashoggi atas cara keras Pangeran Mohammed membungkam orang-orang yang dianggapnya saingan.