Karyawan Amazon di Sejumlah Negara Gelar Aksi Protes dan Mogok Kerja Bertepatan dengan Black Friday
Di festival belanja terbesar Black Friday, para karyawan Amazon justru menggelar aksi mogok kerja dan protes kenaikan upah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Di London, penjaga keamanan dan operator CCTV di department store Harrods juga melakukan pemogokan pada Black Friday.
Mereka juga melakukan protes di luar toko mewah Knightsbridge, aksi pertama dari 12 hari aksi selama periode Black Friday.
Lebih dari 50 anggota staf mengambil bagian dalam protes, yang akan diadakan setiap akhir pekan di bulan Desember dan termasuk Malam Natal dan Boxing Day.
Mereka menolak tawaran kenaikan gaji 7 persen yang mereka anggap sebagai "pemotongan" karena inflasi lebih dari 11 persen.
Bulan lalu, Harrods, yang dimiliki oleh Otoritas Investasi Qatar, melaporkan laba tahunan sebesar £51 juta.
Jumlah itu lebih dari dua kali lipat gaji direktur pelaksananya menjadi £2,3 juta.
Terungkap pula perusahaan itu telah mengumpulkan hampir £6 juta untuk dukungan pemerintah di bawah skema Covid-19.
"Harrods dan pemiliknya benar-benar mampu membayar kenaikan gaji para pekerja ini yang mencerminkan melonjaknya biaya hidup," kata Sharon Graham, sekretaris jenderal serikat pekerja Unite.
Sementara itu, badan industri UKHospitality mengatakan serangkaian pemogokan kereta api yang direncanakan menjelang Natal akan merugikan restoran, pub, klub, dan bar Inggris sebesar £ 1,5 miliar.
Mereka meminta pemerintah untuk untuk mencapai solusi secepatnya.
Mick Lynch, sekretaris jenderal Persatuan Pekerja Kereta Api, Maritim dan Transportasi Nasional, mengatakan pemogokan akan dilanjutkan, setelah pertemuan pertama dengan sekretaris transportasi Mark Harper untuk mencoba menyelesaikan perselisihan pada hari Kamis.
Kate Nicholls, kepala eksekutif UKHospitality, mengatakan gangguan dan biaya finansial dari pemogokan akan menyebabkan "kegagalan" Natal dalam skala seperti dampak varian Omicron dari Covid tahun lalu.
"Gangguan ini akan menghancurkan bisnis perhotelan selama periode tersibuk tahun ini dan sekali lagi akan memaksa publik untuk membatalkan dan mengatur ulang rencana," katanya.
"Dampak pemogokan kereta api tahun ini telah menghancurkan dan meluas tetapi ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang akan kita lihat sebagai akibat dari pemogokan yang akan datang pada bulan Desember."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)