Tahun Depan Tagihan Energi Rumah Tangga di Belanda Diprediksi Bakal Melonjak
Rumah tangga di Belanda akan melihat tagihan energi rata-rata mereka melonjak drastis setelah batas harga yang diberlakukan negara berakhir pada 2024.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Rumah tangga di Belanda akan melihat tagihan energi rata-rata mereka melonjak drastis setelah batas harga yang diberlakukan negara berakhir pada 2024.
Hal ini dilaporkan surat kabar Belanda Telegraaf pada Rabu lalu, mengutip asosiasi pemilik rumah, VEH.
Baca juga: Jurus Erick Thohir Jawab Ketahanan Energi, Aktivis 98: Bisa Jadi Peluang Untungkan Negara
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (27/11/2022), VEH menyuarakan keprihatinan bahwa bantuan sementara, yang akan berlangsung hingga akhir 2023, tidak akan cukup untuk melindungi konsumen dan menekan kenaikan harga.
Ini merupakan kekhawatiran akan pukulan ganda pada tagihan energi, karena kenaikan pajak energi dan harga energi yang lebih tinggi.
"Kami mendesak kabinet Belanda untuk mencegah tagihan listrik menjadi tidak terjangkau bagi banyak rumah tangga setelah tahun depan," kata Direktur VEH, Cindy Kremer kepada Telegraaf.
Menurut perkiraan VEH, pajak untuk rumah tangga dengan konsumsi energi rata-rata akan naik sebesar 528 euro atau setara 548 dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan 2021.
Sementara tagihan listrik dan gas akan meroket sebesar 2.500 euro atau setara 2.580 dolar AS, karena tingginya harga bahan bakar fosil.
Pada Oktober lalu, pemerintah Belanda mengumumkan paket bantuan sebesar 23,5 miliar dolar AS untuk mengkompensasi kenaikan tarif energi dan mengalokasikan 3 miliar euro lagi untuk mendukung usaha kecil dan menengah.
Negara ini juga telah memperkenalkan batas harga konsumen untuk gas dan listrik sebesar 1,45 euro untuk satu meter kubik gas dan 0,4 euro untuk satu kilowatt jam.