Gunung Api Mauna Loa di Hawaii Meletus, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui
Mauna Loa di Hawaii, gunung berapi terbesar di dunia, meletus setelah hampir 40 tahun. Ini 5 hal yang perlu diketahui.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Letusan dimulai pada Minggu (27/11/2022) malam di puncaknya setelah serangkaian gempa bumi besar.
Letusan kemudian menyebar ke lubang yang terbentuk di zona keretakan di mana gunung itu terbelah dan magma lebih mudah muncul.
Lubang itu berada di sisi timur laut gunung Mauna Loa dan lahar yang muncul di sana dapat menuju ke kota Hilo, kota yang berada di sisi timur pulau.
Ken Hon, ilmuwan yang bertanggung jawab di Hawaiian Volcano Observatory, mengatakan lubang tambahan kemungkinan besar tidak terbentuk di zona retakan barat daya gunung berapi selama letusan ini.
Itu berarti, kali ini, masyarakat di sisi barat akan terhindar dari aliran lahar.
Saat letusan tahun 1984, aliran lahar Mauna Loa menuju Kota Hilo tetapi berhenti beberapa mil dari kota.
Secara historis, setiap letusan Mauna Loa berlangsung beberapa minggu.
Hon memprediksi letusan kali ini mengikuti pola tersebut.
3. Apakah Mauna Loa meledak?
Gunung api Mauna Loa tidak meledak dalam arti, misalnya, seperti letusan Gunung St Helens di negara bagian Washington pada tahun 1980.
Letusan itu meluncurkan abu vulkanik setinggi 24.384 meter dan menewaskan 57 orang.
Magma di Gunung St Helens cenderung lebih lengket dan memerangkap lebih banyak gas, membuatnya lebih mungkin meledak saat naik.
Sebaliknya, magma Mauna Loa cenderung lebih panas, lebih kering, dan lebih cair.
Hal itu memungkinkan gas magma keluar dan lava mengalir ke sisi gunung berapi seperti yang mulai terjadi sekarang.