Di Washington Presiden Prancis Emmanuel Macron Kecam Kebijakan Antiinflasi AS
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam kebijakan AS, Inflation Reduction Act (IRA) yang berpotensi perang dagang AS dan Eropa.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Selain itu, IRA juga memberi iming-iming peningkatan pendapatan $739 miliar dengan mengenakan pajak minimum perusahaan sebesar 15 persen.
UU ini memberi kesempatan mencetak lebih banyak uang untuk mengatasi inflasi tampaknya bukan pendekatan yang valid.
Tetapi karena dolar AS adalah mata uang cadangan global, tidak ada masalah nyata untuk itu.
UU itu juga akan bertujuan untuk mereformasi kebijakan penetapan harga obat resep, meningkatkan penegakan pajak Internal Revenue Service dan mengatasi celah kepentingan yang dibawa.
Pada 25 November, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Politico mengungkapkan beberapa pejabat senior UE menyalahkan AS karena memecah belah barat.
Langkah AS telah membuat negara-negara UE menderita dengan mengorbankan kampanye rezim Joe Biden untuk mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Menurut laporan itu, para pejabat Eropa menuduh AS mengumpulkan keuntungan besar dari perang karena AS terlihat menjual lebih banyak gas dengan harga lebih tinggi dan menjual lebih banyak senjata.
Lebih lanjut dinyatakan opini publik telah banyak bergeser di banyak negara Uni Eropa terhadap program subsidi AS.
"UU Pengurangan Inflasi sangat mengkhawatirkan," kata Menteri Perdagangan Belanda Liesje Schreinemacher. "Dampak potensial terhadap ekonomi Eropa sangat besar."
Pada 29 November, laporan lain oleh Politico menunjukkan kunjungan Macron ke AS akan menandai titik balik bagi Eropa.
Ini akan menjadi kesempatan terakhir UE untuk meyakinkan AS agar tidak terlalu ketat menerapkan IRA dan menghindari perang dagang.
Macron ingin tahu apakah mitranya dari Amerika akan dapat menawarkan gas yang lebih murah kepada Eropa.
Juga akan mencari tahu apakah AS memberi akses ke skema subsidi industri hijau bernilai miliaran dollar it uke perusahaan Eropa.(Tribunnews.com/AlMayadeen/xna)