Warga China Berburu Obat Demam Usai Pelonggaran Kebijakan Nol-Covid
Ada kekhawatiran yang meluas di kalangan masyarakat China bahwa mereka sekarang dapat tertular virus Covid-19
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Ada juga beberapa skeptisisme atas perubahan nada pesan yang disampaikan para pejabat yang sebelumnya menekankan bahaya varian Omicron dari COVID-19.
China juga dalam tiga tahun terakhir memberlakukan aturan, seperti mewajibkan orang mendaftarkan nama mereka untuk membeli obat demam dan flu untuk melacak potensi infeksi.
Tetapi beberapa daerah sudah mulai membatalkan aturan tersebut.
Orang-orang yang khawatir terhadap potensi tertular Covid-19 karena tindakan pencegahan telah dilonggarkan juga membeli Lianhua Qingwen, formulasi tradisional China yang dibuat oleh Yiling Pharmaceutical yang berbasis Shijiazhuang.
Obat tersebut telah dipromosikan secara luas di China untuk pengobatan Covid-19.
Baca juga: Xi Jinping Dituntut Mundur, Pemerintah China Tak Bergeming dengan Kebijakan Nol Covid-19
Perusahaan farmasi yang berbasis di Shandong, Buchang Pharma mengatakan kepada media berita lokal Cailianshe, pabriknya yang membuat obat China untuk penyakit paru-paru beroperasi sepanjang waktu karena "permintaan yang sangat besar".
Tindakan membeli dan memborong obat-obatan serta perawatan terkait Covid-19 yang dilakukan masyarakat China, memicu cemoohan di media pemerintah.
"Tidak ada dasar ilmiah untuk membeli dan menimbun obat-obatan tertentu secara tidak rasional," tulis Economic Daily pada Selasa.