Jepang Diharapkan Tingkatkan Produksi Bahan Bakar Penerbangan Rendah Karbon dari Minyak Jelantah
Perusahaan Jepang diharapkan mulai bekerja secara sungguh-sungguh untuk memproduksi bahan bakar penerbangan rendah karbon dari minyak jelantah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan Jepang diharapkan mulai bekerja secara sungguh-sungguh pada tahun ini untuk memproduksi bahan bakar penerbangan rendah karbon dari minyak jelantah, seperti minyak dari tempura.
Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya upaya global untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari pesawat terbang.
Dikutip dari laman www.nippon.com, Selasa (3/1/2023), produsen bahan bakar terbarukan utama di luar negeri telah bergerak untuk mendapatkan minyak goreng bekas Jepang berkualitas tinggi secara besar-besaran.
Namun hal ini tentu saja menyebabkan lonjakan harga perdagangan.
Baca juga: Inflasi 2022 Capai 5,51 Persen Tertinggi Sejak 2014, Lagi-lagi karena Harga BBM
Karena perjalanan melalui udara menghasilkan lebih banyak karbon dioksida (CO2) dibandingkan dengan kereta api dan moda transportasi lainnya, maka penggunaan pesawat telah mendapatkan kecaman dari gerakan 'flight shame', terutama di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Pada musim gugur tahun lalu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menetapkan target pengurangan emisi CO2 dari penerbangan internasional menjadi nol bersih pada 2050.
Untuk mencapai tujuan itu, bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau SAF yang terbuat dari minyak jelantah diyakini sebagai 'kartu truf kartu'.
Seorang pejabat di maskapai besar Jepang mengatakan bahwa pemerintah Jepang ingin mengganti 10 persen bahan bakar penerbangan yang digunakan oleh maskapai penerbangan domestik dengan SAF pada 2030.
"Karena Jepang saat ini bergantung pada beberapa pemasok SAF Eropa dan AS, membuat SAF di dalam negeri sangat penting untuk pengadaan yang berkelanjutan," kata pejabat tersebut.