Serangan Acak Meningkat di Kanada, Transportasi Umum Toronto Dijaga Ketat
Aparat kepolisian Toronto, Kanada mengumumkan rencana untuk mengerahkan lebih banyak petugas ke pusat transportasi umum di kota.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Serangkaian serangan acak terhadap penumpang telah membawa kota terbesar di Kanada ke dalam titik krisis.
Aparat kepolisian Toronto, Kanada mengumumkan rencana untuk mengerahkan lebih banyak petugas ke pusat transportasi umum di kota.
Demi meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna transit, Kepala Kepolisian Kota Toronto, Myron Demkiw mengatakan ada 80 petugas akan segera dikirim ke stasiun kereta bawah tanah, Kamis (26/1/2023).
Serangan di tempat umum
Sebelumnya, polisi menangkap satu orang yang menembaki seorang penumpang dengan senjata BB.
Penikaman
Dalam beberapa hari terakhir, polisi mendakwa seorang wanita dengan percobaan pembunuhan.
Wanita itu diduga mendekati penumpang lain di trem dan menikamnya berulang kali di wajah dan kepalanya.
Baca juga: Kereta di Kanada yang bisa dicegat seperti angkot
Selama musim panas, seorang wanita ditikam sampai mati di sebuah stasiun kereta bawah tanah.
Diduga insiden itu merupakan serangan acak.
Secara terpisah, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun ditikam di sebuah bus di ujung barat kota dan dibiarkan dengan luka "serius".
Penyerangan
Awal minggu ini, sekelompok remaja "menyerbu" dan menyerang dua karyawan transit dan dua karyawan lainnya dikejar oleh seseorang yang menggunakan jarum suntik.
Seorang wanita lain meninggal setelah dia dibakar dalam apa yang disebut polisi sebagai serangan acak bermotivasi kebencian.
Baca juga: Dihantui Resesi, Warga Kanada Was-was Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Makan Keluarga
Situasi krisis
Serikat pekerja yang mewakili 35.000 pekerja transit di Kanada memperingatkan bahwa situasi telah mencapai "tingkat krisis" di Toronto, di tengah lonjakan serangan di pusat kota lainnya.
Wali Kota Toronto, John Tory, mengatakan kota itu menghadapi krisis kesehatan mental.
Tory menuturkan diperlukan pertemuan darurat federal, meskipun tidak diketahui apa peran penyakit mental dalam serentetan serangan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)