Negara Anggota NATO Kutuk Respons Swedia Soal Pembakaran Alquran
Otoritas Swedia mengizinkan acara tersebut dan memberikan perlindungan polisi, mengutip perlindungan negara untuk 'kebebasan berekspresi yang luas'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BUDAPEST - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hongaria Peter Szijjarto menyoroti respons Swedia terhadap aksi protes Aktivis sayap kanan negara itu yang berujung pembakaran Al-Qur'an hingga memicu kemarahan Turki.
Menurutnya, tindakan itu telah membahayakan persetujuan kunci yang diperlukan terkait tawaran negara Nordik, dalam hal ini Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Szijjarto menyebut aksi itu sebagai suatu 'kebodohan'.
Diplomat top Hongaria itu menyampaikan tanggapannya dalam konferensi pers di Budapest, pada Selasa ksmarin, di mana ia menjamu mitranya dari Turki, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (1/2/2023), insiden yang dimaksud adalah aksi pembakaran Alquran pada aksi protes politik 21 Januari di Stockholm, Swesia.
Otoritas Swedia mengizinkan acara tersebut dan memberikan perlindungan polisi, mengutip perlindungan negara untuk 'kebebasan berekspresi yang luas'.
"Sebagai seorang Kristen dan Katolik, saya harus mengatakan bahwa pembakaran kitab suci agama lain adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Aksi pembakaran kitab suci yang dianggap sebagai bagian dari kebebasan berbicara adalah suatu tindakan kebodohan," kata Szijjarto.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada pekan lalu bahwa ia telah mengesampingkan persetujuan aplikasi Swedia untuk bergabung dengan blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.
"Jika anda menghormati hak dan kebebasan, anda akan menghormati keyakinan Republik Turki atau Muslim sejak awal. Jika anda tidak menunjukkan rasa hormat ini, jangan tersinggung, namun anda tidak akan menerima dukungan apapun dari kami sehubungan dengan NATO," tegas Erdogan.
Baca juga: Umat Islam Diminta Tetap Tertib saat Protes Soal Pembakaran Alquran di Swedia
Swedia dan Finlandia mengajukan tawaran pada tahun lalu untuk bergabung dengan blok militer Barat, mengacu pada masalah keamanan yang ditimbulkan oleh konflik Rusia dan Ukraina.
Persetujuan dari 30 anggota NATO diperlukan untuk memperluas cakupan blok itu.
Namun Erdogan, yang sebelumnya menuntut Swedia dan Finlandia berhenti mendukung kelompok Kurdi yang dianggap pejabat Turki sebagai teroris, mengatakan bahwa insiden pembakaran Alquran melanggar kesepakatan yang ditandatangani pada Juni 2022 untuk mengatasi masalah keamanan Turki.
Sementara itu Hongaria adalah satu-satunya anggota NATO yang belum secara resmi menyetujui permohonan negara-negara Nordik.
Negara itu diperkirakan akan memberikan suara pada usulan perluasan aliansi pada akhir bulan lalu.
Namun Szijjarto mengatakan masalah ini akan dibahas oleh parlemen Hongaria pada sesi pertama tahun 2023, tepatnya pada Februari ini.
Terkait keputusan Turki, Szijjarto mengatakan Hongaria tidak akan berusaha untuk mempengaruhi hasilnya.
"Saya tidak pernah mendesak pemerintah asing lain untuk melakukan hal-hal yang bukan urusan kami. Mungkin mereka (Swedia) harus menekan tindakannya itu jika mereka ingin mendapatkan dukungan Turki," tegas Szijjarto.
Menanggapi tawaran NATO untuk Finlandia dan Swedia, Rusia mengatakan perluasan blok tidak akan membuat benua Eropa lebih stabil atau aman.