Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Desak Adanya Transparansi Soal Kerja Sama Pakta Pertahanan AUKUS

Indonesia juga menyampaikan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap non-proliferasi nuklir, serta mematuhi NPT dan IAEA Safeguards.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Indonesia Desak Adanya Transparansi Soal Kerja Sama Pakta Pertahanan AUKUS
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi. 

Menurutnya, disinilah pentingnya mekanisme kerja sama Kawasan seperti Bali Process yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Australia.

"Pertemuan Bali Process tahun ini akan dilakukan di Adelaide besok. Saya bersama Menlu Penny Wong akan menjadi co-chairs dari pertemuan tersebut," kata Retno.

Pakta Pertahanan AUKUS

Pada September 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyepakati pakta pertahanan terbaru, yang dinamai Aukus.

Dikutip dari BBC, sebagai langkah awal, kerja sama ini berfokus pada pembangunan kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia.

Itu artinya Australia akan menjadi negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir.

Adapun teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir akan diberikan Amerika Serikat, yang sebelumnya hanya pernah membagi teknologi semacam itu kepada Inggris.

Berita Rekomendasi

Teknologi tersebut bakal memungkinkan Australia untuk memiliki kapal selam yang lebih cepat melaju dan lebih sulit dideteksi ketimbang armada kapal selam konvensional.

Kapal selam bertenaga nuklir dapat menyelam selama berbulan-bulan dan bisa menembakkan misil lebih jauh—meski Australia menegaskan tidak berniat memasang hulu ledak nuklir.

Pakta pertahanan Aukus, menurut sejumlah analis, boleh jadi merupakan pakta pertahanan paling signifikan yang dibuat ketiga negara tersebut sejak Perang Dunia II.

"Ini benar-benar menunjukkan bahwa ketiga negara itu telah menarik garis dan menangkal langkah agresif [China]," kata Guy Boekenstein dari lembaga kajian Asia Society Australia.

Kesepakatan tersebut tidak secara gamblang menyebut kekuatan dan kehadiran militer China di kawasan Indo-Pasifik, namun ketiga pemimpin itu berulang kali merujuk kerisauan pada keamanan kawasan yang mereka katakan "berkembang secara signifikan".

Dalam Pakta Aukus juga menyetujui saling berbagi informasi dan teknologi antarketiga negara di sejumlah bidang, termasuk intelijen, teknologi kuantum, dan pembelian misil jelajah.

Di antara bidang-bidang itu, pembuatan kapal selam adalah kuncinya. Kapal-kapal selam itu akan dibuat di Adelaide, Australia Selatan, yang melibatkan AS dan Inggris dalam penyediaan konsultasi pada teknologi produksi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas