'Tatanan Dunia Baru' Rusia dan China Ancam 'Hegemoni' Ekonomi Amerika Serikat
Banyak spekulasi yang menyebut akhir hegemoni negara Barat kemungkinan sudah dekat, dengan adanya kerusuhan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
"Di Amerika Serikat, kami hanya mendengarkan suara kami sendiri. Kami adalah negara yang sangat 'solipsistik'," papar Jeter.
Lebih jauh lagi, konflik Ukraina dan peristiwa lainnya menyebabkan orang Afrika mempertanyakan hubungan mereka dengan AS, hubungan mereka dengan Rusia, khususnya China.
"Dan bagaimana mereka dapat menggunakan hubungan itu untuk meningkatkan masa depan yang lebih cerah," tutur Jeter.
Menurutnya, ada pergeseran politik baru ke kiri di seluruh Amerika Latin.
Di Argentina, Brazil dengan terpilihnya kembali Lula da Silva, tentunya di Venezuela selama lebih dari 20 tahun.
"Sekarang kita melihat pergeseran yang sangat nyata," kata Jeter.
Sementara itu Dr. Gerald Horne mengatakan bahwa KTT Xi dan Putin serta kerangka kerja internasional China yang luas untuk perdamaian di Ukraina mengindikasikan 'kita berada di puncak tatanan dunia baru' yang akan 'menyebabkan kekacauan dari banyak pengaturan yang ada'.
"Yang terus menerus membuat saya khawatir adalah bahwa kekuatan Atlantik Utara yang dipimpin oleh Amerika Serikat, mungkin memutuskan untuk berjudi di sungai, daripada melihat China melonjak maju ditemani oleh Rusia dan sekutu mereka. AS lebih suka berperang, saya pikir itu sudah terjadi sehubungan dengan konflik proksi di Ukraina," tegas Dr. Horne.
Akademisi ini mencatat bahwa komentator di AS telah mengklaim bahwa kegagalan angkatan bersenjata Rusia untuk mengalahkan Ukraina dalam beberapa minggu pertama konflik adalah 'kerugian bagi Rusia'.
"Cara lain untuk melihatnya adalah bahwa Rusia telah mampu menghadapi Amerika Serikat dan lusinan sekutunya sehubungan dengan perang proksi ini," tutur Dr. Horne.
Baca juga: Rangkuman Kunjungan Xi Jinping ke Rusia: Undang Putin ke China dan Bahas soal Ukraina
Ia pun mengingatkan bahwa itu tidak selalu menjadi pertanda baik bagi negara-negara Atlantik Utara, yang mungkin membuat mereka mencoba melempar dadu sehubungan dengan hasrat mengobarkan perang di China.
"Mungkin dengan Taiwan sebagai pemicunya, sama seperti mereka mengobarkan perang di Ukraina," tegas Dr. Horne.
Dr. Horne mengatakan bahwa orang-orang harus memperingatkan AS bahwa itu adalah 'pakta bunuh diri'.