Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dicueki China Saat Kunjungan ke Beijing, Presiden Komisi Eropa Ditertawakan Politisi Prancis

Saat di China, Macron dijamu dengan parade dan jamuan makan, sementara von der Leyen sebagian besar ditinggal sendirian.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dicueki China Saat Kunjungan ke Beijing, Presiden Komisi Eropa Ditertawakan Politisi Prancis
vonderleyen
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah membagikan analisis tentang poin-poin penting yang ingin diangkat dengan Presiden China Xi Jinping, tentang topik ekonomi Eropa, serta tentang upaya bersama kami dalam migrasi. Keduanya mengunjungi China pada 5-7 April 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Mantan anggota parlemen Prancis Florian Philippot menyatakan kepuasannya saat mengetahui China tampaknya lebih memilih untuk mengabaikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang menemani Presiden Prancis Emmanuel Macron selama kunjungan ke Beijing pada awal pekan ini.

Philippot, yang juga merupakan Ketua Partai Eurosceptic Prancis The Patriots, menuliskan cuitan di Twitter nya bahwa 'China menempatkan 'pegawai negeri' von der Leyen di tempat yang semestinya selama kunjungan Macron'.

Ia pun mengacu pada 'penerimaan nol dan pengabaian' pemerintah China terkait dengan keberadaan von der Leyen, mengutip fakta 'luar biasa' bahwa wanita itu 'bahkan harus meninggalkan negara tersebut menggunakan penerbangan untuk penumpang biasa'.

Pernyataan itu muncul setelah media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa saat di China, Macron dijamu dengan parade dan jamuan makan, sementara von der Leyen sebagian besar ditinggal sendirian.

Baca juga: Ursula von der Leyen Jelaskan Posisi Uni Eropa terhadap Cina

"Saat pesawat Macron mendarat, Menteri Luar Negeri (Menlu) China secara pribadi menyambutnya. Namun saat Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba, ia disambut Menteri Ekologi di pintu keluar penumpang biasa," cuit Philippot.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (10/4/2023), media kemudian melangkah lebih jauh, mencatat bahwa saat jadwal Presiden Prancis 'sangat padat', jadwal von der Leyen justru 'sangat sederhana'.

Berita Rekomendasi

Tidak seperti Macron, von der Leyen 'sebagian besar dibiarkan sendiri' selama kunjungan keduanya ke China, di mana ia 'dijelek-jelekkan' oleh media lokal sebagai 'boneka Amerika'.

"Saat Macron menghadiri perjamuan kenegaraan yang mewah pada Kamis malam bersama Presiden China Xi Jinping, von der Leyen memberikan konferensi pers yang tenang di markas delegasi Uni Eropa (UE) sendiri. Saat media pemerintah menggembar-gemborkan hubungan China dan Prancis, media sosial China menjelekkan von der Leyen sebagai boneka Amerika," kata media AS.

Menurut seorang penyiar Inggris yang mengutip sumber tanpa nama, 'beberapa' menyebut von der Leyen sebagai 'polisi jahat dari Brussel' dengan anggukan yang jelas untuk 'hubungannya yang kuat dengan Presiden AS Joe Biden dan dukungan vokal untuk posisi NATO'.

Beberapa hari sebelum kedatangannya ke Beijing, von der Leyen menyampaikan 'pidato dengan kata-kata yang keras' di mana ia mengkritik Presiden China karena menjaga hubungan persahabatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: China Siap Manfaatkan Kunjungan Macron untuk Tingkatkan Stabilitas Global

Wanita itu juga mencela rencana perdamaian China terkait Konflik Ukraina sebagai hal yang 'tidak layak'.

Rusia yang melanjutkan operasi militer khususnya di Ukraina, menggarisbawahi bahwa pihaknya terbuka untuk negosiasi dengan Ukraina, bahkan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani dekrit yang melarang pembicaraan dengan Rusia.

China mengusulkan peta jalan (roadmap) berisi 12 poin pada bulan lalu dalam upaya untuk membawa kedua belah pihak ke meja perundingan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas