VIDEO Garda Revolusi Iran Uji Coba Roket Termobarik atau Bom Vakum, Dampak Ledakannya Mengerikan
Sebagai informasi, senjata termobarik adalah jenis senjata yang menyedot oksigen dari sekitarnya untuk menghasilkan ledakan bersuhu tinggi.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Mengenal bom vakum atau senjata termobaric, andalan Rusia di Ukraina
Dikutip dari BBC, bom vakum, atau juga dikenal dengan sebutan senjata termobaric atau bom aerosol, berisi wadah bahan bakar dengan dua pemantik ledakan yang terpisah.
Bom ini dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan dari pesawat. Ketika mengenai sasaran, pemantik ledakan pertama membuka wadah dan melepas campuran bahan bakar dalam wujud kabut gas.
Kabut gas ini bisa menembus celah-celah gedung atau kubu pertahanan yang tidak tertutup rapat.
Pemantik ledakan kedua kemudian memicu kabut tersebut sehingga menimbulkan letusan besar, menyedot oksigen dari kawasan sekeliling, dan menciptakan gelombang kejut.
Justin Bronk, peneliti dari lembaga kajian Royal United Services Institute berkata: "Peledak normal bobotnya terdiri dari 30 persen bahan bakar dan 70 persen pengoksidasi.
Sedangkan peledak thermobaric semuanya bahan bakar dan menggunakan oksigen dari udara di sekeliling--sehingga jauh lebih kuat untuk ukuran hulu ledak seperti itu."
Apa saja dampaknya?
Panas dan tekanan yang ditimbulkan senjata thermobaric sangat besar sehingga siapapun yang terkena langsung ledakannya akan menguap seketika.
Adapun orang yang berada di daerah sekitar ledakan akan mengalami luka parah di bagian dalam tubuh akibat gelombang kejut.
"Cara membunuh senjata tersebut utamanya dengan menciptakan ledakan kuat secara ekstrem yang merobek organ tubuh dan memecah paru-paru," kata Bronk.
"Gelombang kejut ini makin menjadi di ruang tertutup. Dengan demikian, [senjata ini] sangat mematikan terhadap orang-orang di dalam ruang bawah tanah atau gua. Senjata ini juga menciptakan suhu luar biasa tinggi yang mencapai ribuan derajat sehingga bisa menimbulkan luka bakar yang mengerikan," tambahnya.
Andalan Rusia
Dalam perang terbarunya, Rusia mengandalkan senjata ini untuk memukul pasukan Ukraina di medan tempur.