FSB Ungkap Ukraina Incar Dua Pembangkit Nuklir Rusia, AS 'Cuci Tangan?'
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengungkap bahwa Ukraina tengah mengincar dua pembangkit listrik di Rusia untuk dihancurkan.
Editor: Hendra Gunawan
"Dalam operasi kontra-teroris, formasi nasionalis diblokir dan dihancurkan oleh serangan udara dan tembakan artileri," kata Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa (23/5/2023).
"(Pejuang) yang tersisa diusir kembali ke wilayah Ukraina, di mana mereka terus dihujani tembakan sampai mereka benar-benar musnah," katanya, dikutip dari The Moscow Times.
Selain itu, Pemerintah Kremlin menuntut militer Rusia mencegah serangan berulang.
Serangan di Belgorod adalah yang paling serius sejak Rusia melancarkan serangan besar-besaran di Ukraina pada 2022.
Baca juga: Rusia Berniat Pindahkan Kapal Selam Nuklir Terbarunya ke Pasifik pada Agustus Mendatang
Teror di sepanjang perbatasan telah mendorong Kremlin untuk mengungkapkan keprihatinan mendalam dan evakuasi sembilan desa di wilayah Belgorod.
Pihak berwenang mengatakan 12 orang terluka dengan wilayah Belgorod terkena tembakan artileri dan mortir yang berkelanjutan selama pertempuran.
Rusia melaporkan pasukannya membunuh lebih dari 70 pejuang Ukraina dan menghancurkan empat kendaraan lapis baja di Belgorod, tapi AFP tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia perlu menghindari serangan Ukraina lebih lanjut ke Rusia dan menyuarakan keprihatinan yang mendalam.
Peskov menyerukan lebih banyak upaya dari Kremlin, sehingga serangan ini tidak terjadi lagi.
Selain itu, Dmitry Peskov juga mengatakan kelompok oposisi Ukraina menyeberang ke Belgorod untuk menyerang Rusia.
“Ini sekali lagi menegaskan bahwa militan Ukraina melanjutkan aktivitas mereka melawan negara kami,” kata Peskov kepada wartawan pada Selasa (23/5/2023), dikutip dari The Guardian.
AS 'Cuci Tangan'
Sementara itu, Washington sekali lagi menolak bukti visual peralatan yang dipasok AS yang digunakan dalam serangan minggu ini oleh militan Ukraina di Wilayah Belgorod Rusia sebagai "laporan" yang belum dikonfirmasi yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden mengakui kekhawatiran bahwa Kiev mungkin telah melanggar dugaan janjinya untuk tidak menggunakan persenjataan Amerika Serikat di luar wilayahnya sendiri.