8 Kecelakaan Kereta Api Terparah Pernah Terjadi di Berbagai Negara, Salah Satunya di Indonesia
Tak hanya di India, sepanjang sejarah terjadi beberapa kali kecelakaan kereta api yang menelan korban jiwa manusia hingga ratusan orang.
Editor: Hasanudin Aco
7. Kecelakaan di Italia
Sebanyak 520 orang menjadi korban kecelakaan kereta api yang terjadi di dekat Balvano di Italia selatan pada Maret 1944.
Kecelakaan tersebut menjadi bencana kereta api terburuk yang pernah ada di negara itu.
Itu juga dianggap sebagai salah satu kecelakaan kereta api paling tidak biasa abad ini.
Bencana tersebut terjadi akibat gas karbon monoksida dari mesin uap lokomotif No. 8017, ketika terhenti dengan semua gerbong berada di kemiringan curam di dalam terowongan Armi.
Batu bara berkualitas rendah menghasilkan karbon monoksida beracun yang menyebabkan kematian.
Penumpang dan awak tidak menyadari bahaya karena asap dengan perlahan menyebar.
Beberapa orang dalam beberapa gerbong terakhir selamat karena mereka telah melarikan diri sebelum gas beracun mencapai tempatnya.
8. Kecelakaan di Indonesia
Pada 19 Oktober 1987, kecelakaan terparah dalam sejarah perkeretaapian Indonesia terjadi di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Kecelakaan yang menewaskan sebanyak 156 orang ini melibatkan Kereta Api (KA) 225 Merak dan KA 220 Rangkas.
Dikutip dari Kompas.com, 19 Oktober 2020, kedua kereta bertabrakan dengan posisi adu banteng hingga salah satu lokomotif terdorong masuk ke gerbong pertama di belakang lokomotif.
Padahal, saat itu kereta dalam keadaan penuh, dengan penumpang bergelantungan di pintu, jendela, dan lokomotif.
Menurut catatan Harian Kompas, 20 Oktober 1987, Senin pagi itu KA 220 Rangkas membawa rangkaian tujuh gerbong dari Tanah Abang menuju ke arah Merak.
Dari arah berlawanan, ada KA 225 Merak dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang yang menarik tujuh rangkaian gerbong.
Kedua masinis tidak mengetahui masing-masing kereta melintas di rel yang sama sebelum tragedi ini terjadi.
KA 225 Merak meluncur cepat di rel lurus yang melintasi kompleks Perumahan Bintaro Jaya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com