Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivis Tragedi Tiananmen China Buka Suara Ungkap Kejadian Sebenarnya Setelah 34 Tahun Berlalu

Aktivis tragedi Tiananmen 34 tahun lalu di Beijing China, Yuu Iketsu (Yuu Weijie) yang kini berusia 69 tahun buka suara menceritakan kejadian

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Aktivis Tragedi Tiananmen China Buka Suara Ungkap Kejadian Sebenarnya Setelah 34 Tahun Berlalu
Foto NHK/Richard Susilo
Yuu Iketsu (Yuu Weijie) usia 69 tahun salah satu anggota inti "Mother of Tiananmen" yang kehilangan suaminya,saat tragedi Tiananmen 34 tahun yang lalu. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Aktivis tragedi Tiananmen 34 tahun lalu di Beijing China, Yuu Iketsu (Yuu Weijie) yang kini berusia 69 tahun buka suara menceritakan kejadian sebenarnya kepada TV NHK kemarin (4/6/2023) .

Tragedi Tiananmen seiring dengan peringatan 34 tahun lalu di mana lebih dari 3000 orang terbunuh oleh tentara pemerintah China, saat ini ternyata beberapa aktivis masih hidup dan mulai berbicara kepada pers dunia.

"Saya bersyukur bahwa orang-orang di seluruh dunia, termasuk Jepang, berduka atas para korban Pembantaian Lapangan Tiananmen setiap tahun saat ini," ungkap Yuu kepada TV NHK.

Selain itu, menurutnya, mengenai kegiatan untuk memperingati insiden tersebut di seluruh dunia, "Skema apapun untuk memfitnah China dan mencampuri urusan dalam negerinya dengan menggunakan insiden tersebut sebagai alasan tidak akan berjalan sesuai rencana. China suka menutupi semuanya.''

Polisi dan penjaga keamanan bersiaga tinggi bahkan di kuburan tempat keluarga yang berduka mengunjungi kuburan.

Sebuah pemakaman di pinggiran Beijing, di mana janda berusia 69 tahun Yuu sebagai salah satu anggota inti dari "Bunda Tiananmen," sekelompok keluarga yang berduka yang kehilangan keluarga mereka dalam pembantaian Lapangan Tiananmen, mengunjungi kuburan setiap tahun pada tanggal 4 Juni. Sejumlah besar petugas polisi dan penjaga keamanan bersiaga sejak pagi.

Berita Rekomendasi

Ketika reporter  TV NHK mengunjungi kuburan untuk meliput, langsung dihentikan oleh polisi dan diminta untuk segera pergi, dan sama sekali tidak diizinkan memasuki tempat tersebut.

"Saat ini, saya selalu merasa tertekan ketika mengingat adegan ketika keluarga tercinta saya terbunuh. Insiden Tiananmen adalah sebuah kejahatan di mana pemerintah menggunakan militer untuk menembak mati orang, dan kami tidak dapat menerima pemerintah yang diam selama 34 tahun," tekan Yuu lagi.

Mengingat fakta bahwa kontrol informasi di China diperketat dari tahun ke tahun, keluarga yang berduka semakin menua, dan semakin banyak orang yang meninggal, Yu berkata, "Karena pemerintah telah menjadikan pembantaian Lapangan Tiananmen sebagai hal yang tabu, generasi orang tua siapa yang tahu tentang kejadian itu akan dibujuk."

Orang-orang muda tidak akan tahu jika mereka tidak membicarakannya. Jika semua orang tidak memberi tahu mereka, generasi muda secara bertahap akan melupakannya, tekan Yuu lebih lanjut.

Selain itu, mengenai fakta bahwa aksi unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong yang berkabung atas para korban pembantaian Lapangan Tiananmen dan menyerukan demokratisasi di Tiongkok belum diadakan selama tiga tahun terakhir.

"Unjuk rasa peringatan membantu orang-orang China memahami Pembantaian Lapangan Tiananmen. Itu adalah jendela untuk mendapatkannya, tetapi dilarang oleh pemerintah. Media Hong Kong juga dilarang melaporkan. Cara yang dilakukan pemerintah Hong Kong sangat mengecewakan, dan insiden Tiananmen tidak boleh dilupakan , itu harus dikutuk," tekan Yuu lagi.

Tiga puluh empat tahun setelah pembantaian Lapangan Tiananmen, pemerintah China tetap peka terhadap pergerakan keluarga dan jurnalis yang berduka.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas