Putin Khawatir Dibunuh Pesawat Tak Berawak, Tutup Jaringan Internet Seluler Jelang Pidatonya
Jelang pidatonya di St Petersburg, Vladimir Putin mematikan jaringan internet seluler, untuk menghindari upaya pembunuhan pesawat tak berawak.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin dilaporkan menutup jaringan internet seluler di St Petersburg lantaran khawatiran akan upaya pembunuhan pesawat tak berawak.
Operasi keamanan cincin baja tersebut dilakukan untuk menjaga Putin menjelang pidatonya di kota kelahirannya tersebut.
Putin disebut-sebut khawatir akan serangan drone kamikaze yang cara kerjanya dipandu oleh sinyal telepon (seluler), dan dapat langsung menyerang target musuh seperti yang terjadi di Kremlin Mei 2023 lalu.
Pemerintah mengatakan upaya tersebut merupakan langkah-langkah keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juru bicara Dmitry Peskov mengklaim tindakan itu diperlukan karena menganggap musuh Rusia bertindak dengan berani.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-478: Pilot Pesawat Tempur Ukraina Dilatih Terbangkan Jet F-16
Melansir The Sun, Kementerian Komunikasi Rusia mengeluarkan perintah penonaktifan untuk semua operator seluler.
Langkah itu untuk mencegah drone menyerang tempat forum di St Petersburg selama sesi pleno yang dihadiri Vladimir Putin.
Upaya pengamanan ini juga berkaca pada serangan drone pesawat tak berawak dalam beberapa bulan terakhir di Rusia.
Rusia mengklaim, drone itu diluncurkan oleh militer Ukraina atau penyabotase Ukraina yang bertindak di dalam Rusia.
Putin pun juga dilaporkan telah memasang baterai rudal anti-pesawat di sekitar rumahnya untuk perlindungan dari serangan pesawat tak berawak.
Diketahui pada 3 Mei 2023, dua drone menyerang Kremlin.
Pesawat itu difilmkan meledak dan satu membakar atap kubah Istana Senat di dalam benteng bersejarah.
Rusia menyalahkan Ukraina dan meluncurkan gelombang serangan rudal brutal sebagai pembalasan.
Tetapi Kyiv membantah meluncurkan drone ke Rusia hingga menargetkan Putin.
Baca juga: Populer Internasional: Putin Sebut Ukraina Rugi Besar setelah Serangan Balasan - Sidang Donald Trump
Putin Klaim Ukraina Rugi Besar usai Serangan Balasan: 160 Tank dan 360 Kendaraan Lapis Baja Hilang
Vladimir Putin mengklaim Ukraina mengalami rugi besar usai menerima serangan balasan dari Rusia.
Putin mengatakan saat ini tak perlu adanya putaran baru mobilisasi dalam perang.
Ia juga disebut memerintahkan pasukannya untuk mencoba merebut lebih banyak tanah di Ukraina.
Hal ini dilakukan untuk melindungi wilayah Rusia di perbatasan.
Putin mengatakan dalam sebuah wawancara, Rusia telah merebut beberapa desa di Ukraina pada tahap awal serangan balasannya.
Dia menegaskan Ukraina kehilangan 160 tank dan lebih dari 360 kendaraan lapis baja lainnya dalam beberapa hari terakhir pertempuran sengit.
Mengutip Al Jazeera, sementara klaim Putin, Rusia hanya kehilangan 54 tank sejak Kyiv memulai serangan baru.
Diketahui, klaim tersebut tidak dapat segera diverifikasi.
Mengacu pada serangan Ukraina dan penembakan Belgorod Rusia dan wilayah perbatasan lainnya, Putin mengatakan militernya akan mengambil tindakan untuk menghentikan serangan semacam itu.
Dan jika Kyiv tetap bertahan, dirinya menyebut:
Baca juga: Putin Klaim Ukraina Rugi Besar usai Serangan Balasan: 160 Tank dan 360 Kendaraan Lapis Baja Hilang
“Kami harus mempertimbangkan untuk membuat zona sanitasi di Ukraina untuk mencegahnya menyerang wilayah kami," katanya lagi.
Dalam beberapa minggu terakhir, wilayah perbatasan Rusia semakin diserang, Kremlin pun menyalahkan pasukan Ukraina atas serangan tersebut.
Pemimpin lokal di Rusia telah memohon kepada Kremlin untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warganya, beberapa di antaranya telah dievakuasi ke daerah yang lebih aman.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.